Ada Nadiem dan Erick Thohir, Wujud Kabinet Inovatif dan Produktif

0
551

Kecepatan dan inovatif menjadi kunci kebijakan perekonomian pemerintahan Joko Widodo di periode keduanya. Karena itu, Jokowi mulai memasang tenaga-tenaga muda yang kreatif untuk menjadi menteri di kabinetnya.

Itu terlihat ketika Jokowi menunjuk Nadiem Makarim (pendiri sekaligus CEO Go-Jek) dan Erick Thohir (pendiri Mahaka Grup dan mantan pemilik klub Inter Milan) menjadi menteri dalam kabinetnya. Penunjukan tersebut sebagai bentuk keseriusan Jokowi mereformasi kabinetnya untuk menempatkan orang-orang teknokrat di sekitarnya.

Seperti janjinya sebelum dilantik, Jokowi membuat komposisi sekitar 55% kabinetnya akan diisi orang-orang profesional. Sisanya politikus yang menjadi kader partai politik yang mengusungnya pada pemilihan presiden lalu. Komposisi tersebut sebagai cara Jokowi mengurangi risiko loyalitas menteri dari parpol.

Tetapi, yang menjadi pertanyaan: Prabowo Subianto yang menjadi rival Jokowi pada pemilu presiden lalu juga ditunjuk menjadi salah satu menteri di kabinetnya. Menurut Mahfud MD, salah satu orang yang dipanggil menjadi menteri di kabinet periode ini, Jokowi akan melantik kabinetnya pada Rabu (23/10).

“Saya ingin menteri yang ditunjuk menjadi tokoh yang inovatif, produktif, cepat dan pekerja keras. Tokoh yang tidak terjebak dalam rutinitas monoton,” tulis Jokowi dalam akun twitter-nya.

Baca Juga :   Jokowi: Mulai Minggu Depan Vaksinasi Dimulai, Saya yang Pertama

Meski semua orang yang dipanggil ke Istana Negara mengaku diminta menjadi menteri di kabinet Jokowi, tetapi tokoh-tokoh tersebut menolak akan menduduki pos menteri apa. Nadiem, 35 tahun, misalnya, mengaku berbicara dengan Jokowi soal digital dan kreativitas. Sementara Erick Thohir belum pernah mengungkapkan posisi apa yang akan diberikan kepadanya.

Ekonom dari BNI Ryan Kiryanto mengatakan, kehati-hatian Jokowi dalam menyusun kabinetnya tidak akan berdampak kepada pasar atau perlambatan ekonomi. Kehati-hatian Jokowi dalam menyusun kabinetnya disebut karena adanya “perebutan” jatah menteri dari koalisi parpol pendukungnya.

Leave a reply

Iconomics