Astra Agro Lestari soal Sawit Utamakan Pendekatan 3P

0
951
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Secara global industri kelapa sawit sedang terpukul. Di samping karena menurun permintaan dan kebutuhan pasar global, juga karena kampanye negatif terhadap industri sawit dan produk turunannya, terutama di Uni Eropa.

Soal sawit ini, Uni Eropa membuat kebijakan Reduction on Emission and Deforetation (RED) II untuk melindungi pasar Eropa dari produk sawit. Produk sawit dan turunannya dituduh merusak lingkungan dan bukan industri yang berkelanjutan.

Agar tetap bisa bertahan dan berkelanjutan, maka perusahaan perkebunan sawit semacam PT Astra Agro Lestari (AAL) telah membuat proses bisnis berkelanjutan yang tidak sekadar mengejar keuntungan, tapi juga mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup.

Karena itu, AAL sejak 2015 memperkuat komitmennya terhadap proses bisnis berkelanjutan dengan mengimplementasikan kebijakan keberlanjutan di seluruh operasional perusahaan serta anak perusahaan. Kebijakan keberlanjutan Astra Agro menitikberatkan pada pendekatan triple bottom line atau 3P: people, planet, profit.

Strategi dan pendekatan yang digunakan AAL dalam implementasi kebijakan keberlanjutan termasuk: mencegah deforestasi, konservasi lahan gambut, menghormati HAM, menjaga tata kelola yang baik dan kuat, menjaga konsistensi dan integritas, menghormati dan membantu pemasok, mempertahankan etika bisnis, menjaga prinsip dan standar yang jelas, transparansi informasi, serta membangun hubungan baik dengan pemangku kepentingan melalui kepercayaan.

Baca Juga :   CPO Indonesia dan Malaysia Butuh Pengakuan Internasional untuk Hadapi UE

Selain itu, AAL juga bekerja sama dengan mitra konsultasi teknis yaitu Daemeter dan Proforest yang bekerja sama dengan Consortium of Resource Expert (CORE) untuk mengimplementasikan dan memantau kemajuan dalam penerapan kebijakan.

“Perusahaan memahami budi daya kelapa sawit secara bertanggung jawab sangat penting dilakukan, oleh sebab itu kami selalu berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat, lingkungan hidup, dan profitabilitas ekonomi yang berkelanjutan,” kata Senior Vice President of Communications AAL, Tofan Mahdi dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (25/10).

Atas dasar pencapaian mereka dalam mengimplementasi kebijakan keberlanjutan ini, AAL dinobatkan sebagai “The Best Companies dengan Sustainable Responsible Invesment Index tertinggi” oleh Yayasan Keragaman Hayati atau lebih dikenal dengan SRI-Kehati, yang bekerja sama dengan Majalah SWA.

Penghargaan tersebut diserahkan kepada perusahaan-perusahaan yang mengimplementasikan prinsip keuangan yang berkelanjutan dan tata kelola yang baik serta kepedulian terhadap lingkungan hidup, sehingga dapat dikategorikan sebagai green company.

“Kami apresiasi perusahaan-perusahaan yang berkomitmen menjalankan proses bisnisnya dengan cara yang sustainable dan tidak semata-mata mengejar pertumbuhan omset dan keuntungan. Kami sangat mendorong agar lebih banyak lagi perusahaan di Indonesia yang selain meningkatkan kinerja bisnisnya, juga secara paralel bersedia membangun kehidupan sosial di masyarakat dan peduli pada pelestarian lingkungan.” kata Kemal E. Gani, Pemimpin Redaksi SWA.

Leave a reply

Iconomics