Bank Dunia: Pertumbuhan Indonesia Melambat 0% karena Covid-19

0
1162
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Akibat wabah Covid-19 dan pembatasan sosial, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat hingga 0% terhadap produk domestik bruto di 2020. Faktor lainnya yang memperlambat pertumbuhan Indonesia adalah perlambatan ekonomi global dan penurunan drastis harga-harga komoditas.

“Mempertimbangkan ketidakpastian yang berada, kami juga telah menyiapkan skenario alternatif atau worst case scenario. Di mana jika terjadi 4 bulan dari implementasi PSBB, maka akan menyebabkan kontraksi ekonomi sebesar -2,5% dari PDB,” kata ekonom Bank Dunia Ralph van Doorn saat telekonferensi, Selasa (2/6).

Dampak tersebut menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia naik secara signifikan. Berdasarkan proyeksi SMERU, kata Ralph, jika kemiskinan berada di 9,2% pada September 2019, maka diperkirakan jika pertumbuhan ekonomi melambat hingga 1% pada tahun ini dan tingkat kemiskinan akan melonjak hingga 12,37%.

“Proyeksi kami pun serupa dan kami perkirakan perlambatan pertumbuhan akan menyebabkan naiknya tingkat kemiskinan sekitar 2,1% hingga 3,6% atau 5,6 juta hingga 9,6 juta orang miskin baru relatif pada skenario di mana jika pada 2020 tidak terjadi pandemi,” kata Van Doorn.

Baca Juga :   Pemberdayaan UMKM Secara Digital untuk Bantu Indonesia di Masa Pandemi

Van Doorn mengapresiasi langkah pemerintah untuk menanggapi kondisi tersebut dengan menyiapkan paket fiskal yang fokus memperkuat jaring pengaman sosial dan memberi dukungan kepada dunia usaha dan perindustrian. Dia akan tetapi masih khawatir nilai dari paket sosial yang disiapkan pemerintah untuk setiap rumah tangga masih belum memadai dalam menanggulangi dampak perekonomian yang disebabkan pandemi Covid-19.

“Paket stimulus fiskal menunjukkan pergeseran besar dari pembelanjaan pemerintah dari infrastruktur ke jaring pengaman sosial, dan dukungan kepada industri. Kami setuju bahwa ini merupakan langkah yang perlu diambil, namun langkah-langkah ini mungkin belum cukup. Masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan pada 2020 ini untuk bersiap pada pemulihan,” katanya.

Karena itu, kata Van Doorn, pemerintah perlu menempuh berbagai langkah untuk memulihkan perekonomian.Pertama, pemerintah perlu menstabilkan kembali batasan defisit fiskal kembali ke 3% dari PDB seperti yang telah direncanakan pemerintah pada 2023.

Kemudian, Bank Indonesia (BI) perlu menghentikan pembiayaan separuh terhadap defisit fiskal pemerintah ketika kondisi pasar telah membaik dan kebutuhan fiskal untuk menangani dampak dari pandemi telah menurun. Dan pemerintah harus kembali mendorong belanja infrastruktur, mempertahankan pembelanjaan pada SDM dan memastikan ketahanan dari sektor keuangan.

Baca Juga :   Selain Undian Berhadiah, Ini Cara Citibank Tingkatkan Transaksi Kartu Kredit

 

Leave a reply

Iconomics