Bio Farma Targetkan Produksi Vaksin Covid-19 di Awal 2021

0
204
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Holding BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) menargetkan bisa memproduksi vaksin Covid-19 sekitar akhir Januari hingga awal Februari 2021. Perusahaan yang berkolaborasi dengan Sinovac ini akan memproduksi vaksin ketika perusahaan telah menyelesaikan uji klinis fase ke-3 yang ditargetkan rampung pada 21 Januari 2021.

“Interim analisis bisa dilakukan pada Januari 2021 dan kita bisa melakukan pengajuan emergency use authorization (EUA) ke Badan POM sehingga di Kuartal I/2021 vaksin bisa diproduksi secara rutin oleh Bio Farma,” kata Project Integration Manager R&D Bio Farma Neni Nurainy saat memberikan paparan di acara diskusi daring “Ngopi BUMN”, Kamis (15/10).

Selain dengan Sinovac, kata Neni, Bio Farma juga berkolaborasi dengan badan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)  untuk memperkuat strategi penyediaan vaksin Covid-19. Bio Farma akan melakukan formulasi/filling menggunakan bulk vaksin yang diterima dari calon mitra seperti Sinovac dan CEPI.

Jika uji klinis fase ke-3 berjalan dengan baik dan juga telah mendapat persetujuan EUA dari BPOM, kata Neni, Bio Farma akan memulai produksi terhadap vaksin pada Kuartal I/2021. Hingga akhir tahun ini, perusahaan akan mempunyai kapasitas produksi sekitar 250 juta dosis per tahun.

Baca Juga :   Peringati Hari Lingkungan Sedunia, Pertamina Group Gelar Aksi Lingkungan di Seluruh Wilayah Operasi

Jumlah tersebut, kata Neni, tidak akan mencukupi kebutuhan vaksin nasional yang membutuhkan sebanyak 340 juta dosis guna memvaksinasi sebanyak 170 juta orang demi mencapai kekebalan kelompok di Tanah Air.

“Ini cukup untuk meng-cover kurang lebih 70% dari kebutuhan untuk mendapat herd immunity. Ini kekurangannya (diisi) dengan impor dari vaksin yang sudah jadi ke Indonesia,” kata Neni menambahkan.

Neni menuturkan, sejauh ini pemerintah telah mendapatkan komitmen dari berbagai lembaga terhadap pengiriman vaksin ke Indonesia termasuk dari Sinovac yang akan mengirimkan 15 juta dosis dalam periode November hingga Desember 2020. Lalu, 35 juta dosis dalam periode Januari hingga Maret 2021, dan ada juga komitmen sebanyak 210 juta dosis dari bulan April hingga Desember  2021.

Selain itu, kata Neni, Kimia Farma juga menggandeng G42 untuk pengadaan vaksin yang saat ini pada tahap uji klinis 3 di Uni Emirat Arab. Juga Indo Farma telah menjajaki kerja sama untuk pengadaan vaksin bersama Novovax dari Tiongkok yang saat ini juga dalam uji klinis tahap 3.

Baca Juga :   5 Kegiatan untuk Pulihkan dan Bangkitkan Industri Parekraf

Sementara untuk jangka menengah dan panjang, kata Neni, pemerintah membentuk konsorsium vaksin Covid-19 nasional atau disebut sebagai “Vaksin Merah Putih”. Dalam konsorsium, Bio Farma akan bekerja sama dengan lembaga Eijkman, Balitbangkes, dan berbagai perguruan tinggi dibantu Kemenristek BRIN dan BPOM yang akan mengawasi dari aspek regulasi.

“Untuk program jangka panjang melalui ‘Vaksin Merah Putih’, kita akan menerima seed dari Eijkman pada awal 2021 dan akan dikembangkan lagi di Bio Farma. Kalau ini disetujui oleh BPOM, kita bisa menggunakan vaksin ini di 2022,” katanya.

 

Leave a reply

Iconomics