BPUI Bertransformasi sebagai IFG dengan Aset Rp 75,7 Triliun

0
928
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kementerian BUMN telah membentuk holding lembaga keuangan non-bank (LKNB) dengan menunjuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sebagai induknya. Kemudian, BPUI bertransformasi menjadi Indonesia Financial Group (IFG).

Direktur Utama IFG, Robertus Bilitea mengatakan, pemerintah melalui Kementerian BUMN mengharapkan pembentukan holding ini bisa menciptakan sinergitas dan nilai tambah dari seluruh kelompok usaha di bawah holding yang dapat memberikan sumbangan finansial lebih kepada pemerintah.

Lebih lanjut, kata Robertus, terdapat beberapa tujuan strategis dari pembentukan holding. Pertama, pembentukan holding dapat menciptakan pertumbuhan dalam anggota usaha dengan mengedepankan asas kehati-hatian.

“Baik dari sisi tata kelola yang transparan, manajemen risiko yang komprehensif serta tidak kalah penting adalah seluruh anggota holding yang mempunyai prinsip risk culture yang melekat dalam keseharian bekerja,” kata Robertus saat telekonferensi pers secara virtual, Selasa (20/10).

Selain itu, kata Robertus, pembentukan holding diharapkan memposisikan IFG agar memiliki leverage yang lebih kuat lagi di pasar, baik sisi SDM maupun finansial. Juga menciptakan suatu holding yang berkelanjutan.

Baca Juga :   Jadi Wamen BUMN II, Apa Saja Tugas yang Diberikan Menteri Erick kepada Rosan Roeslani?

Seperti diketahui, Saat ini, IFG memiliki 9 anggota holding di antaranya PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama dan PT Bahana Kapital Investa.

Direktur Keuangan IFG Rizal Ariansyah mengatakan, secara konsolidasi, saat ini total nilai aset holding naik menjadi Rp 75,7 triliun. Sedangkan ekuitas konsolidasi sebesar Rp 36,7 triliun, pendapatan sebesar Rp 4,2 triliun serta laba bersih menjadi Rp 536 miliar.

“Tambahan aset berasal dari saham pemerintah, dari Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo dan Jasindo,” kata Rizal.

Menurut Rizal, capaian nilai positif ini menjadi lompatan besar bagi perusahaan untuk lebih berkontribusi terhadap pendapatan negara dan perbaikan iklim industri asuransi. “Ini menjadi tantangan IFG untuk mewujudkan target dari pemerintah,” kata Rizal.

Karena itu, IFG telah membagi ke dalam 3 kluster untuk memudahkan kinerja dan proses evaluasi. Pertama, kluster capital market untuk penyediaan produk keuangan dan pasar modal, seperti manajemen aset, sekuritas dan investasi.

Baca Juga :   Perusahaan Perdagangan Indonesia Berikan 500 Bibit Pohon Buah di Yogyakarta

“Kluster ini fokus pada sinergi holding dalam melanjutkan strategi individu yang melibatkan PT Bahana TCW Investment Management, Bahana Kapital Investasi, Bahana Sekuritas, Graha Niaga Tata Utama, Bahana Artha Ventura dan Bahana Mitra Investasi,” kata Rizal.

Kemudian, kluster asuransi umum dan penjaminan. Dalam kluster ini akan melibatkan Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo, Asuransi Jasindo, Jasaraharja Putera, Jamkrindo Syariah, Askrindo Syariah, Asuransi Jasindo Syariah dan Nasional Re. Lalu terakhir, kluster asuransi jiwa dan kesehatan melalui IFG Life.

Leave a reply

Iconomics