BRI Bagi Dividen 60% dari Laba Bersih

0
508
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI) membagi dividen sebesar 60% dari laba bersih tahun 2019 yang mencapai Rp34,4 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan dividen yang dibagikan sebesar Rp20,6 triliun.

“Dividen yang dibagikan BRI tahun ini sekitar Rp168,1 per lembar saham,” kata Sunarso dalam konferensi pers di kantor BRI, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Nilai dividen yang dibagikan tersebut naik 27,2% jika dibandingkan dengan dividen yang dibagikan pada tahun lalu sebesar Rp16,2 triliun atau sekitar Rp132,2 per lembar saham. Sedangkan Earning Per Share (EPS) perseroan di tahun 2019 sebesar Rp279, naik 6,1% dibandingkan EPS tahun 2018 sebesar Rp263.

“Dari Rp 20,6 triliun, yang akan disetor pada kas negara sebagai porsi dividen pemegang saham negara sebesar Rp 11,7 triliun sedangkan sisanya dibagikan kepada pemegang saham lain,” jelas Sunarso.

Dikatakan Sunarso, keputusan mengenai pembagian dividen sebesar 60% bagi pemegang saham perseroan telah mempertimbangkan berbagai kebutuhan termasuk menjaga permodalan yang cukup (Capital Adequacy Ratio/CAR). Menurutnya, tingkat minimum CAR pada perseroan patut dijaga sebesar 14,6% sedangkan perseroan masih dapat pada kisaran 18%. Sehingga tetap kuat mendukung pertumbuhan perseroan baik secara organik maupun anorganik, termasuk mencadangkan dari risiko-risiko yang timbul di 2020.

Baca Juga :   Diminati Investor, Penjualan ORI023 di BRI Naik Hingga 2 Kali Lipat

Selain itu, Sunarso mengatakan pencadangan terhadap kredit macet (Non-performing Loan atau NPL) yang berada di tingkat 2,8% masih terjaga dengan coverage sebesar 163%. Terkait kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Sunarso mengatakan perseroan sudah melakukan perhitungan sehingga perseroan tidak bermasalah terkait pencadangan.

Berdasarkan laporan keuangan (audited), aset perseroan pada 2019 tercatat sebesar Rp1.418,95 triliun, tumbuh 9,41% dibanding aset akhir tahun 2018 sebesar Rp1.296,90 triliun. Penyaluran kredit sebesar Rp 970,4 triliun dan dalam bentuk Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1021,2 triliun.

Leave a reply

Iconomics