Cloud Kitchen: Inovasi Boga Group di Masa Pandemi Covid-19

0
356
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

GM Marketing Boga Group Ellen Widodo/Ist

Industri restoran merupakan salah satu sektor yang terpukul dampak pandemi Covid-19. Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seluruh restoran baik dalam mal maupun standalone terpaksa menghentikan layanan dine-in mereka sesuai peraturan otoritas.

Kendati pemerintah telah melonggarkan pembatasan dan memperbolehkan kembali restoran kembali buka dengan protokol kesehatan ketat dengan kapasitas terbatas, pola perilaku konsumen pun telah bergeser. Konsumen kini lebih giat memasak dari rumah atau memesan makanan siap saji langsung melalui perangkat mereka tanpa harus keluar rumah.

Karena itu, industri harus siap berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru yang hadir akibat pandemi. Salah satu inovasi yang telah dihadirkan oleh Boga Group adalah “Cloud Kitchen”. Boga Group merupakan perusahaan penyedia jasa layanan makanan dan minuman yang berdiri pada 2002 dan kini memiliki lebih dari 14 brand ternama.

General Manager Marketing Boga Group Ellen Widodo mengatakan, pengembangan Cloud Kitchen ini sudah direncanakan sejak awal tahun. Dengan munculnya Covid-19 dan aturan PSBB perusahaan memutuskan untuk mempercepat pengembangan konsep Cloud Kitchen ini.

Baca Juga :   Ikut Pameran SIAL Interfood 2022, Langkah Strategis ESB Kenalkan Digitalisasi Restoran

“Pada saat pandemi memang cukup mendadak. Dan kami terpaksa mempercepat planning kami untuk mencari tempat dan titik Boga kitchen ini sekaligus untuk menampung karyawan-karyawan waktu toko tutup dan dirumahkan sehingga mereka bisa tetap bekerja di Boga kitchen ini,” kata Ellen dalam “Indonesia Brand Forum 2020” secara virtual, Kamis (2/7).

Dengan sistem Cloud Kitchen, Boga Group telah menyiapkan 20 Cloud Kitchen yang tersebar di sekitar wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Medan, dan Semarang yang bersifat sebagai titik penyiapan dan pengantaran berbagai menu hidangan yang terdapat dari seluruh stok yang terdapat dalam 14 brand yang dibawahi Boga Group. Sementara bahan baku dan preparasi makanan dan minuman tersentralisasi dari Central Kitchen yang terletak di Cikarang.

Membuat sistem Cloud Kitchen dan pelayanan delivery ini, kata Ellen, membutuhkan proses yang relatif lebih mudah dan efisien dibandingkan membangun dan mengelola suatu restoran tradisional. Sebab satu Cloud Kitchen hanya membutuhkan luas ruangan sekitar 23 meter persegi, atau seperempat dari luas lokasi restoran. Jumlah karyawan yang dibutuhkan pun relatif lebih sedikit karena hanya membutuhkan sekitar 25 hingga 30 karyawan.

Baca Juga :   AXA Mandiri Lakukan Transformasi Bisnis di 2020 untuk Layani Nasabah Lebih Baik

“Ini sebenarnya suatu kitchen dengan SDM yang efektif tapi bisa memasak berbagai macam menu dari berbagai restoran dibawah Boga Group. Konsepnya kami memasak (di Cloud Kitchen) dan deliver-nya bisa melalui beberapa partner kami ataupun dengan rider kami sendiri, lalu menggunakan sistem Whatsapp center untuk mengorder jadi semua khusus delivery,” kata Ellen.

Perusahaan, kata Ellen, terus mengembangkan sistem ini untuk memperbaiki pelayanannya. Kinerja Cloud Kitchen terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Maret, ke April, hingga Mei 2020.

Karena itu, meski 3/4 dari total restoran Boga Group sudah kembali buka saat ini, perusahaan tidak berhenti untuk terus mengembangkan kanal bisnis ini. Untuk tahap kedua Cloud Kitchen, kata Ellen, pihaknya akan terus menginovasi dengan menyiapkan pembaruan terhadap menu dan perluasan lokasi Cloud Kitchen di luar ibu kota, seperti Surabaya, Bandung dan Medan.

Leave a reply

Iconomics