Ekonom Senior Indef Sebut Ada 7 Dimensi Dalam Transformasi Digital

0
547

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyebutkan transformasi digital memiliki 7 dimensi. Ketujuh dimensi itu harus menjadi pertimbangan para pemangku kepentingan terutama regulator ketika ingin mengembangkan digitalisasi di Indonesia.

Aviliani mengatakan, dimensi pertama yang dimiliki tranformasi digital adalah menciptakan nilai baru. Banyak pelaku ekonomi terutama dari sektor rill belum siap. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), misalnya, kata Aviliani, perlu didampingi untuk mengikuti percepatan transformasi digital tersebut.

“Kalau tidak, harusnya (transformasi digital) bisalebih cepat, justru menjadi lebih lambat karena tidak bisa beradaptasi atas kondisi digital itu,” kata Aviliani dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.

Dimensi kedua, kata Aviliani, digital pada core business models. Dalam konteks bisnis model juga sama karena yang masuk digital itu baru sektor perbankan dan keuangan. Tapi, sektor non-keuangan lebih lambat dalam hal digitalisasi di luar e-commerce.

Di Indonesia, kata Aviliani, banyak perusahaan yang tidak menyiapkan arahnya masuk dalam sistem digital. Kondisi ini disebut akan memperlambat proses peralihan kea rah digital. Padahal fakta saat ini menunjukkan penjualan secara daring meningkat tajam mulai dari pangan, obata-obatan dan lain sebagainya.

Baca Juga :   Investasi PLTS Malaysia Berkembang, Indonesia Lambat

“Kalau e-commerce kan sudah menciptakan marketplace, sudah menciptakan kondisi yang terdigitalisasi,” kata Aviliani.

Dimensi selanjutnya, kata Aviliani, terkait dengan operasional cerdas dan cepat. Dimensi selanjutnya yang penting untuk diulas terkait dengan rantai pasok yang terkelola dan tangguh. Menurut Aviliani, ini menarik karena berbicara digital rupanya melibatkan banyak pemangku kepentingan mulai dari pemasok hingga konsumen.

Dalam hal ini, kata Aviliani, dibutuhkan ekosistem, kerja sama dan kolaborasi. Sebab, jika ada bagian yang tidak masuk dalam ekosistem, maka tidak akan menjadi satu kesatuan hingga perusahaan tersebut tidak akan sukses.

“Ekosistem dan kolaborasi itu menjadi kunci di dalam penerapan dalam transformasi digital,” tambah Aviliani.

Kemudian terkait dengan dimensi keputusan real time. Menurut Aviliani, ini menjadi penting dalam rangka mengambil keputusan yang cepat. Dimensi ini bisa membantu orang untuk mengambil keputusan tanpa harus menunggu sebuah hasil laporan keuangan yang lengkap.

“Ada hal-hal yang dipersiapkan tidak hanya pelaku ekonomi, tapi regulator mulai dari BI dan yang lain yang berperan penting di dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal ekonomi,” kata Aviliani.

Baca Juga :   Luncurkan MateBook D14 dan MateBook D15, Tonggak Huawei Masuk Pasar PC Indonesia

Dimensi keenam, kata Aviliani, terkait dengan keputusan investasi berdasarkan data. Ini penting karena investasi digitalisasi ini tidak murah. Dalam hal ini dibutuhkan kebijakan Bank Indonesia (BI) di masa depan karena jangan sampai orang sudah berinvestasi tapi kebijakan yang muncul justru merugikan.

“Dimensi terakhir terkait peningkatan bakat. Jadi, ini perlu menjadi perhatian regulator,” kata Aviliani.

 

Leave a reply

Iconomics