Ekspor dan Impor Turun, Ekonomi Lesu di Awal Tahun

0
460
Reporter: Petrus Dabu

Kinerja ekspor dan impor Indonesia sama-sama lesu pada awal tahun 2019 ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekpsor pada Januari ini mencapai US$ 13,41 miliar, turun 3,71% dibandingkan Januari 2019.

Setali tiga uang, kinerja impor juga mengalami penurunan. Total nilai impor pada Januari mencapai US$ 14,28 miliar. Bila dibandingkan dengan Januari 2019, nilai impor ini turun sebesar 4,78%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan kinerja ekspor dan impor yang lesu ini terjadi karena fluktuasi harga komoditas di pasar global. Harga minyak mentah Indonesia (ICP), misalnya mengalami penurunan sebesar 2,68% secara month to month (mtm) dari US$ 67,18 per barel pada Desember lalu menjadi US$ 65,38 per barel pada Januari lalu.

Beberapa komoditas non migas memang mengalami peningkatan dari Desember 2019 ke Januari 2020 di antaranya adalah minyak sawit, coklat, batubara, emas, perak, karet, minyak kernel dan aluminium. Minyak sawit, misalnya, dari Desember ke Januari itu mengalami peingkatan 8,44%, batubara mengalami peningkatan 6,5% dan karet juga mengalami peningkatan 1,27%.

Baca Juga :   Harga Komoditas Anjlok, Ekspor Indonesia pada Juni 2023 Turun

Sebaliknya ada beberapa komoditas non migas yang mengalami penurunan dari Desemnber 2019 ke Januari 2020 diantaranya adalah harga nikel, tembaga dan timah. “Fluktuasi harga dari beberapa komoditas ini tentunya akan berpengaruh pada nilai ekspor maupun impor Indonesia di Januari 2020,” ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (17/2).

Penurunan ekspor terbesar terutama terjadi pada ekpsor migas. Pada Januari 2020 ini, ekspor migas tercatat sebesar US$ 805,9 juta, turun 34,73% (yoy) dari US$ 1,23 miliar pada Januari 2019. Penurunan pada ekpsor migas ini terjadi karena ekspor minyak mentah dan gas turun masing-masing sebesar 54,38% (yoy) dan 44,45% (yoy).

Ekspor non migas yang menjadi tulang punggung ekspor Indonesia juga turun, meski penurunanya tidak begitu besar. BPS mencatat, sepajang Januari 2020, total nilai ekpsor non migas sebesar US$ 12,60 miliar. Dibandingkan Januari 2019 (yoy), nilai ekspor non migas ini turun 0,6%. Penurunan ekspor non migas terutama terjadi karena ekspor pertambangan dan lainnya yang mengalami penurunan yang tajam. Secara tahunan (yoy), ekspor pertambangan turun 19,15% yang disebabkan oleh menurunnya ekspor batu bara.

Baca Juga :   Ekspor Indonesia Mencapai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Neraca Perdagangan Kembali Surplus

Untuk impor, BPS mencatat impor migas naik 19,95% dari US$ 1,65 miliar pada Januari tahun 2019 menjadi US$ 1,98 miliar pada Januari 2020. Impor migas ini menjadi beban bagi perekonomian Indonesia sehigga neraca dagang mengalami defisit sebesar US$ 0,86 miliar.

Tetapi, impor non migas tercat turun sebesar 7,85% dari US$ 13,33 miliar pada Januari 2019 menjadi US$ 12,28 miliar pada Januari 2020 ini.

Payahnya, dilihat dari golongan penggunaanya, impor barang konsumsi tercat naik 20,26% (yoy). Sedangkan, impor bahan baku/penolong dan barang modal turun masing-masing 7,35% dan 5,26%. Pada Januari 2020, impor barang konsumsi tercatat US$ 1,46 miliar, bahan baku/penolong sebesar US$ 10,40 miliar dan barang modal sebesar US$ 2,23 miliar.

Suhariyanto mengatakan selain karena fluktuasi harga komoditas, kinerja ekspor dan impor yang lesu ini terjadi karena kondisi perekonomian global yang belum stabil akibat berbagai persoalan seperti perang dagang dan faktor geopolitik.

Leave a reply

Iconomics