Erick Thohir Nilai Keputusan Jokowi Sudah Tepat Dalam Menangani Covid-19

0
370
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Menteri BUMN Erick Thohir menilai keputusan Presiden Joko Widodo tidak menerapkan lockdown ketika menangani pandemi Covid-19 merupakan keputusan yang tepat. Terlebih tren penanganan Covid-19 jika dibandingkan dengan negara-negara lain relatif lebih baik.

Menurut Erick, data penanganan Covid-19 menunjukkan, perbandingan mortalitas dan pertumbuhan ekonomi, Indonesia ternyata berada di peringkat kedua di dunia setelah Taiwan.

“Kalau kita lihat juga dari pertumbuhan ekonomi, Indonesia dibanding dengan beberapa negara G20 seperti Prancis, Inggris, dan lainnya kita juga lebih baik. Karena itu, Pak Jokowi untuk tidak lockdown adalah keputusan yang tepat,” kata Erick dalam acara diskusi secara virtual bertajuk “HSBC Economic Forum”, Rabu (16/9).

Lebih jauh Erick mengatakan, dibandingkan dengan negara-negara di Asia seperti Singapura dan Malaysia, maka Indonesia tetap lebih baik meski masih di bawah Taiwan dan Korea Selatan. Dari sisi kesehatan, Indonesia telah mampu menurunkan tingkat kematian (fatality rate) pasien Covid-19 dari sekitar 8% di bulan April lalu menjadi di bawah 4% saat ini.

Baca Juga :   PT SMART Tbk Optimistis Capai Target 2020 di Tengah Wabah Covid-19

“Memang global masih lebih baik (3,18%) tapi dengan kerja keras dan gotong royong bersama kita yakini angka fatality ini bisa terus kita tekan,” kata Erick.

Berdasarkan beberapa tren tersebut, kata Erick, harus ada optimisme bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis multidimensi saat ini. Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali baik pada tahun depan. Dan di 2024, Indonesia akan masuk dalam kategori negara dengan 5 ekonomi terbesar di dunia.

Indonesia,kata Erick, memiliki peluang sangat besar untuk mewujudkan perkiraan para pengamat dan lembaga-lembaga internasional tersebut. Pasalnya, Indonesia mempunyai pangsa pasar yang besar jika dilihat secara demografi, di mana jumlah masyarakat kelas menengah terus tumbuh dari 7% hingga 20% atau sebanyak 52 juta dari total populasi sebesar 237 juta penduduk.

Menurut Erick, jika masyarakat kelas menengah Indonesia bisa tumbuh hingga menjadi sepertiga dari total populasi, maka jumlah pangsa pasar Indonesia akan menjadi 90 juta. Itu akan membawa potensi lebih besar dari beberapa negara besar lainnya seperti Korea Selatan yang populasinya hanya 55 juta penduduk, Afrika Selatan sebanyak 56 juta penduduk dan Spanyol sebesar 46 juta penduduk,

Baca Juga :   BCA Tutup Sementara 30% Kantor Cabang

“Berarti kita mempunyai market yang potensi besar bahkan lebih besar dari beberapa negara yang terus menjadi negara besar. Karena itu, kalau kita lihat juga, bagaimana sekarang purchasing Indonesia saat ini juga meningkat. Tingkat kesenjangan kemiskinan menurun, ini hal-hal yang tentu positif,” kata Erick.

Di samping itu, kata Erick, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang luar biasa, baik itu pertambangan, maritim, maupun untuk agrikultur. Dengan 2 faktor tersebut, Indonesia mempunyai 2 fundamental yang kuat sebagai fondasi untuk mewujudkan Indonesia maju.

Leave a reply

Iconomics