Gubernur BI: Tahun Depan Pertumbuhan Nasional Akan Pulih

0
722
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gubernur BI Perry Warjiyo:Ist

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis prospek perekonomian nasional akan kembali pulih pada 2021. Untuk tahun ini, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 0,9% hingga 1,9%.

Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan berada di level Rp 14.000 hingga Rp 14.600 dengan tingkat inflasi di kisaran 2% hingga 4%. Untuk tahun depan, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan pulih kembali di kisaran 5% hingga 6%, dengan target rata-rata nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp 13.700 hingga  Rp 14.300 dan tingkat inflasi sekitar 2% hingga 4%.

“Perkiraan tersebut didukung oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi global, semakin membaiknya dan pulihnya berbagai aktivitas pasca Covid-19, stimulus fiskal dan moneter, serta meningkatnya investasi yang diharapkan datang dengan penerapan RUU Ciptaker,” ujar Perry saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (22/6).

Dari sisi global, kata Perry, BI memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi cukup dalam sebesar -2,2% pada tahun ini. Namun kembali meningkat pada 2021 hingga 5,2% yang diperkirakan akan terdorong oleh dampak stimulus kebijakan yang ditempuh banyak negara maupun faktor statistik base effect.

Sedangkan neraca pembayaran untuk Kuartal II/2020 diperkirakan akan lebih baik. Pasalnya, data Mei 2020 menunjukkan defisit transaksi berjalan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 2,09 miliar. Namun, angka surplus tersebut disebabkan terjadinya kontraksi tingkat impor yang lebih dalam ketimbang kontraksi ekspor.

Baca Juga :   3 Program Besar Pemerintah Pulihkan Ekonomi Nasional

Soal cadangan devisa, kata Perry, tercatat mencapai US$ 130,5 miliar per akhir Mei 2020 yang didukung dengan aliran modal asing yang masuk semakin membaik. Bahkan aliran modal masuk tercatat hingga US$ 7,3 miliar untuk periode Kuartal II/2020 hingga 15 Juni 2020.

Di samping itu, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada di kisaran 1,5% dari PDB untuk 2020. Sementara untuk 2021 diperkirakan akan ditargetkan pada kisaran 2,5% hingga 3%.

Untuk memastikan semua itu tercapai, kata Perry, BI akan terus menjalankan koordinasi erat dengan pemerintah, terutama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memantau berbagai kebijakan yang telah dan akan dilakukan. Tidak saja mendukung stabilitas sistem keuangan, tapi juga mendukung perekonomian nasional.

 

 

 

 

Leave a reply

Iconomics