Indonesia Akan Punya Vaksin Covid-19 Sebanyak 300 Juta Dosis di 2021

0
101
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Pemerintah akan memperoleh sebanyak 30 juta dosis vaksin Covid-19 di akhir tahun ini. Lalu, sebanyak 300 juta dosis akan diperoleh pada 2021.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, vaksin tersebut diperoleh dari hasil kerja sama pemerintah dengan beberapa BUMN bidang farmasi dan lembaga serta instansi farmasi mancanegara.

Kerja sama itu, kata Erick, salah satunya antara PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech yang berasal dari Tiongkok. Sinovace telah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap-3 berjalan lancar. Sedangkan tahun depan akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.

Selain itu, kata Erick, PT Kimia Farma juga telah bekerja sama dengan Grup 42 (G42) yang berasal dari Uni Emirat Arab (UEA) terkait pembuatan vaksin Covid-19. Indonesia akan memperoleh 10 juta dosis vaksin dari kerja sama ini pada akhir 2020, kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima oleh Indonesia pada akhir Kuartal I/2020.

Baca Juga :   Hadapi Inflasi dan Ekonomi, Mengapa BI Belum Putuskan soal Suku Bunga? Cek Alasannya

“Jadi Insya Allah, di akhir tahun ini ada 30 juta (dosis) dan di tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta,” kata Erick saat menyampaikan orasi ilmiah di acara Dies Natalis 63 Tahun Unpad secara daring, Jumat (11/9).

Erick mengingatkan, jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan untuk melakukan vaksinasi massal masyarakat Indonesia. Pasalnya untuk vaksinasi diperlukan 2 kali suntikan untuk setiap individu sehingga dari jumlah tersebut, baru hanya memenuhi kebutuhan vaksinasi terhadap 170 juta orang saja.

Karena itu, kata Erick, pemerintah juga sejak awal telah menjajaki dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Unicef, serta perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer.

“Ini kami jajaki. Kalau sampai 70% bisa ter-cover, kita harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30% bisa didapatkan,” kata Erick.

Pemerintah, kata Erick, sedang dalam persiapan untuk menghasilkan vaksin dari dalam negeri yang disebut sebagai vaksin Merah Putih. Untuk memproduksi vaksin dalam negeri ini melibatkan kerja sama dari lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi negeri, dan Bio Farma.

Baca Juga :   Di Masa Covid-19, UMKM Perlu Beradaptasi dan Berimprovisasi

Menurut Erick, Indonesia tidak mungkin hanya mengandalkan vaksin yang diperoleh dari kerja sama dengan lembaga dan instansi dari luar negeri. Berdasarkan studi, untuk membentuk antibodi terhadap virus, vaksin itu membutuhkan waktu sekitar 6 bulan sampai 2 tahun.

Karena itu, pembuatan vaksin Merah Putih juga menjadi prioritas utama pemerintah, dan ditargetkan untuk dapat mulai diproduksi di 2022.

“Kita menyampaikan bahwa vaksin Merah Putih ini prioritas. Dari informasi didapatkan, Insya Allah, uji klinis tahap 1 dan 2 bisa berjalan tahun depan sehingga di 2022 kita mulai produksi vaksin merah putih,” katanya.

Leave a reply

Iconomics