Industri Otomatif Lesu, Pendapatan dan Laba Bersih PT Tunas Ridean Tbk Anjlok

0
1905

PT Tunas Ridean Tbk (TURI) pada Januari-September 2020 (9M2020) mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Dus, pendapatan dan laba bersih TURI pun anjlok.

Semua segmen bisnis Grup Tunas melemah akibat pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung dan konsekuensi ekonominya. ” Terlepas dari tantangan-tantangan ini, posisi keuangan Grup tetap kuat dan kami berkomitmen untuk berinvestasi dalam perbaikan berkelanjutan untuk memposisikan Grup agar lebih kompetitif di masa depan. Kami berterima kasih kepada karyawan Grup yang profesional dan tangguh selama masa-masa sulit ini,” ujar Rico Setiawan, Direktur Utama TURI dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonsia (BEI) yang dikutip Iconomics, Sabtu (31/10).

Pendapatan bersih Grup sampai dengan kuartal tiga yang berakhir pada tanggal 30 September 2020 sebesar Rp6,2 triliun, turun 38% dari tahun sebelumnya, sementara laba yang diatribusikan kepada pemegang saham atau laba bersih sebesar Rp128,5 miliar turun 70%. Laba per saham juga turun 70% menjadi Rp23.

Laba Grup dari bisnis otomotif turun 44% menjadi Rp137,2 miliar, disebabkan oleh penurunan penjualan. Pasar mobil nasional turun 51% menjadi 372.046 unit, sementara penjualan mobil baru Grup turun 45% menjadi 18.467 unit. Pasar nasional perdagangan motor turun 43% pada tahun ini sampai dengan bulan Agustus menjadi 2,5 juta unit. Penjualan sepeda motor Grup, yang terutama berlokasi di Sumatera turun 45% pada tahun ini sampai dengan bulan September menjadi 101.163 unit.

Baca Juga :   Broom Luncurkan Bursa Mobil BroomHive Pertamanya di Indonesia

Kontribusi laba dari bisnis rental turun 56% menjadi Rp17,8 miliar, disebabkan oleh keuntungan yang lebih rendah dari pelepasan/penjualan armada dan biaya penyusutan yang lebih tinggi. Jumlah armada rental turun menjadi 7.525 unit karena beberapa kontrak sewa telah mencapai jangka waktu berakhir.

Perusahaan asosiasi yang 49% sahamnya dimiliki Grup, Mandiri Tunas Finance, memberikan kontribusi rugi sebesar Rp26,5 miliar dibanding tahun sebelumnya laba Rp147,2 miliar terutama disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang lebih rendah sebagai akibat dari kebijakan restrukturisasi pinjaman dan penurunan pinjaman baru. Jumlah pembiayaan baru turun 41% menjadi Rp12,3 triliun.

Utang bersih Grup pada 30 September 2020 sebesar Rp242,0 miliar lebih rendah dibandingkan dengan Rp791,2 miliar pada akhir 31 Desember 2019 yang merupakan hasil dari upaya perbaikan modal kerja dan pengamanan kas untuk memitigasi dampak pandemi.

“Dampak pandemi diperkirakan akan terus dirasakan selama sisa tahun 2020. Terlepas dari tantangan ini, posisi keuangan Grup tetap kuat dan kami terus berinvestasi dalam perbaikan berkelanjutan untuk menempatkan Grup agar lebih kompetitif di masa depan,” ujar Rico.

Baca Juga :   Adaptasi New Normal, PO Handoyo Perkenalkan Bus Hino Jaga Jarak

 

 

Leave a reply

Iconomics