Kolaborasi Pesantren dan Industri Sawit Dinilai Akan Saling Menguntungkan

0
349
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Pemerintah menilai kolaborasi pesantren dengan industri kelapa sawit dapat menjadi kombinasi yang penting dan menguntungkan kedua pihak. Terlebih pesantren memiliki peranan penting sebagai lembaga pendidikan yang jumlahnya lebih dari 28 ribu di seluruh Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di samping itu, pesantren juga sebagai tempat pembentukan karakter yang sangat penting. Di sisi lain, industri kelapa sawit juga dinilai salah satu industri yang luar biasa penting bagi Indonesia, khususnya dalam bidang ekspor.

“Kalau dua hal yang penting ini bergabung, kita harap akan menciptakan dampak sangat positif. Pertama untuk para pesantren dan para santrinya. Dan kedua untuk industri kelapa sawit sendiri,” kata Sri Mulyani saat menghadiri webinar, Kamis (1/10).

Sri Mulyani menuturkan, industri kelapa sawit di Indonesia merupakan penyumbang devisa sekitar US$ 21,4 miliar atau lebih 14% dari total penerimaan devisa dari ekspor non-migas. Ekspor komoditas ini juga berperan besar terhadap mengatasi ketergantungan Tanah Air terhadap impor minyak yang semakin besar melalui program biodiesel.

Baca Juga :   OJK Dicecar soal Jiwasraya, Bumiputera dan Muamalat

Dampak industri kelapa sawit terhadap perekonomian masyarakat, kata Sri Mulyani, juga signifikan. Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalam industri kelapa sawit mencapai sekitar 4,2 juta orang yang berhubungan secara langsung. Sementara itu, ada 12 juta pekerja secara tidak langsung bekerja di dalam keseluruhan sektor aktivitas industri kelapa sawit.

“Saya berharap dari sisi pemerataan dan pembangunan, maka industri kelapa sawit mampu menjadi motor penggerak untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan yang berkeadilan,” kata Sri Mulyani.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menuturkan, konsumsi minyak kelapa sawit di dalam negeri masih tumbuh positif. Mengutip data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) konsumsi domestik Semester I/2020 sebesar 8,66 juta ton atau masih naik 2,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Karena itu, kata Ma’ruf, perlunya peningkatan secara menerus di pasar domestik melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya pesantren. Kolaborasi tersebut diharapkan memperbesar dan mempercepat proses produksi, distribusi, dan pemasaran produk kelapa sawit.

“Pesantren sebagai aset umat sangat berpotensi bagi pengembangan kolaborasi dan kerja sama pengembangan usaha termasuk bagi komoditi sawit,” kata Ma’ruf.

Baca Juga :   Industri Penerbangan Kian Buruk, Airbus Berencana PHK 15 Ribu Orang

Lebih jauh Ma’ruf mengatakan, pesantren memiliki ciri khas, yakni kemandirian dan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Itu sebabnya, pemerintah saat ini mengembangkan pesantren sebagai pusat ekonomi syariah, baik di sektor keuangan maupun di sektor riil.

Melalui pengembangan ekonomi syariah baik dari sektor keuangan maupun sektor riil tersebut, kata Ma’ruf, dampak selanjutnya yang akan dirasakan adalah berkembangnya ekonomi masyarakat di sekitar pesantren.

Leave a reply

Iconomics