Kontribusi BUMN di Berbagai Negara terhadap Perekonomian Global Meningkat

0
1235
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kontribusi badan usaha milik negara (BUMN) dari berbagai negara di dunia dinilai semakin kuat di kancah perekonomian global. Itu terbukti dari jumlah BUMN yang masuk Fortune 500 menunjukkan tren yang semakin meningkat.

Pengamat BUMN dari Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LM FEB UI) Toto Pranoto mengatakan, sesuai dengan Fortune 500, kontribusi BUMN dari berbagai negara terhadap total pendapatan perusahaan-perusahaan mencapai 21% pada 2014. Angka ini naik dibandingkan 2010 yang hanya 14%.

“Dan kalau kita lihat, itu disumbangkan sebagian besar oleh SOEs (BUMN) dari Tiongkok. Jumlahnya makin lama makin besar dan mereka berkembang menjadi para global players dan sebagian sudah listed di bursa dunia, seperti New York dan tempat-tempat lain sehingga mereka berkembang menjadi perusahaan multinasional,” kata Toto dalam acara webinar secara daring, Jumat (25/9).

Toto menuturkan, negara-negara berkembang seperti Indonesia, sebetulnya kontribusi BUMN terhadap perekonomian masih sangat besar. Studi Kowalski sejak 2013 menunjukkan Indonesia  merupakan negara keempat terbesar dengan kontribusi BUMN terhadap perekonomian sebesar 69%. Angka ini masih kalah dibandingkan Tiongkokdi mana kontribusi BUMN terhadap perekonomiannya mencapai 96%.

Baca Juga :   Menkeu: APBN 2023 Disusun Dalam Ketidakpastian Global yang Tinggi

“Jadi diartikan secara statistik, secara 10 besar perusahaan-perusahaan yang ada dalam perekonomian domestik, paling banyak ada 69% ownership-nya (milik BUMN),” kata Toto.

Membandingkan kinerja BUMN terhadap perekonomian dari segi laba bersih, kata Toto, BUMN Indonesia masih sangat kecil. Terlebih dibandingkan dengan BUMN-BUMN dari Tiongkok maupun Singapura (Temasek).

Sementara itu, data PwC menunjukkan pada 2014 persentase dari laba bersih BUMN Indonesia terhadap PDB hanya mencapai 1,3% atau senilai US$ 11,8 miliar. Angka tersebut masih di bawah Temasek yang sekitar 5% dari PDB atau senilai US$ 15,2 miliar serta BUMN Tiongkok sekitar 3,1% dari PDB atau senilai US$ 319 miliar.

“Kalau kita bandingkan bagaimana sumbangan dari BUMN Indonesia, Temasek dan BUMN Tiongkok sekalipun, laba bersih terhadap PDB dalam konteks ini (BUMN Indonesia) harus masih berjuang supaya angkanya lebih baik dari yang dicapai di Temasek ataupun Tiongkok,” katanya

Leave a reply

Iconomics