Kuartal Pertama 2020, Pendapatan dan Laba Bersih Telkom Turun

0
977
Reporter: Petrus Dabu

Pada kuartal pertama tahun 2020 ini, pendapatan dan laba bersih PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk masing-masing turun sebesar 1,85% dan 5,82%.

Total pendapatan perusahaan telekomunikasi plat merah ini sebesar Rp34,19 triliun, dibanding Rp34,84 triliun pada kuartal pertama 2019 lalu.

Sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp5,86 triliun, dari Rp6,22 triliun pada kuartal pertama 2019.

Meski pendapatan secara umum turun, tetapi Digital Business Telkomsel dan fixed broadband IndiHome tetap tumbuh positif masing-masing 16,3% dan 19,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kedua lini bisnis ini diharapkan dapat menjadi andalan bagi pertumbuhan bisnis perusahaan di masa depan.

Pada segmen Mobile, Telkom melalui entitas anak Telkomsel, menunjukkan kinerja digital business yang semakin baik dengan pendapatan sebesar Rp15,83 triliun yang didorong oleh pendapatan Data dan Digital Services, dengan total kontribusi sebesar 70,6% dari total pendapatan Telkomsel atau meningkat dari kontribusi sebesar 61,4% di tahun lalu. Hal ini tidak lepas dari besarnya basis pelanggan sebesar 162,6 juta pelanggan, dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 105,1 juta pelanggan. Rerata konsumsi layanan data juga meningkat signifikan 42,4% menjadi 6.533 MB per pelanggan, sehingga lalu lintas data juga terus meningkat 41,7% menjadi 1.996.842 Terabyte.

Baca Juga :   Telkom: Kredivo akan Menjadi Perusahaan Publik dan Unicorn

Dengan pertumbuhan trafik data yang demikian pesatnya, selama tiga bulan pertama di tahun 2020, Telkomsel telah membangun lebih dari 7.088 Base Transceiver Station (BTS) yang seluruhnya berbasis 4G. Hingga saat ini, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 219.323 unit dengan BTS 3G dan 4G/LTE mencapai lebih dari 169 ribu unit atau 77,1% dari total keseluruhan.

Layanan fixed broadband IndiHome terus mempertahankan kinerja yang semakin kuat dengan pendapatan sebesar Rp5,1 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome pada kuartal pertama 2020 pun tumbuh 31,4% yoy menjadi 7,3 juta pelanggan. Sebagai upaya mempertahankan posisinya sebagai market leader, IndiHome telah mengeluarkan paket yang lebih terjangkau (affordable) untuk menyasar segmen pelanggan yang lebih luas lagi guna meningkatkan penetrasi fixed broadband di Indonesia. Di samping itu, IndiHome juga terus berupaya untuk menambah layanan digital serta konten-konten yang menarik.

Selanjutnya, segmen Wholesale & International Business menunjukkan kinerja yang baik, dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,36 triliun atau tumbuh 15,1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk segmen Enterprise, hingga saat ini Perseroan tetap menjalankan kebijakan bisnis dengan berfokus pada pembenahan secara fundamental yang diikuti perbaikan lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi dengan capaian pendapatan Rp4,3 triliun.

Baca Juga :   Telkom Alokasikan Dana Rp 1,5 Triliun untuk Beli Kembali Saham

“Kami memprioritaskan lini bisnis yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik, disertai upaya-upaya untuk memperoleh pendapatan yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan margin profitabilitas dan menjaga pertumbuhan kinerja Perseroan yang sustainable ke depan,” ujar Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dalam siaran pers, Selasa (30/6).

Ririek menambahkan, pada dasarnya Telkom memiliki portfolio bisnis yang beragam, sehingga tidak terlalu bergantung pada salah satu segmen bisnis. Jika terjadi pelemahan di salah satu segmen, maka akan diimbangi dengan pertumbuhan di segmen lainnya.

Meski dalam kondisi persaingan yang ketat di industri telekomunikasi, Telkom terus membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile maupun fixed line guna menjamin pertumbuhan bisnis di masa depan. Hal  ini ditunjukkan dari nilai penyerapan belanja modal Perseroan di kuartal 1/2020 sebesar Rp3,7 triliun. Selain membangun infrastruktur broadband (digital connectivity), TelkomGroup secara intensif terus mengembangkan digital platform dan digital service sebagai value added dari core competency perusahaan agar terus tumbuh dan berkembang.

“Kondisi pandemi saat ini telah mengubah gaya hidup masyarakat yang ditandai dengan peningkatan adopsi digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari, seperti untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah ataupun berbelanja kebutuhan sehari-hari. Pada kondisi seperti ini, inovasi digital mengambil peran penting bagi masyarakat. Terdapat ruang untuk akselerasi digital, sehingga peran Telkom sebagai operator dan enabler menjadi semakin penting. Hal ini menjadikan peluang bagi Telkom untuk tetap berinvestasi guna meningkatkan performansi perusahaan,” ujar Ririek.

Leave a reply

Iconomics