Laba Bersih BCA Rp 6,6 Triliun, Tumbuh 8,6%

0
174
Reporter: Petrus Dabu

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak mampu mencatatkan kinerja keuangan  yang solid hingga akhir triwulan I-2020 di tengah pandemi Covid-19 dan kondisi ekonomi yang lesu.

Pada triwulan pertama 2020, laba bersih konsolidasi BCA dan entitas anak sebesar Rp 6,6 triliun atau meningkat 8,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

BCA mencatat pertumbuhan pendapatan operasional yang tinggi sebesar 17,3% year on year (yoy) menjadi Rp 19,6 triliun didukung oleh pertumbuhan kredit dan kinerja Current Account Saving Account (CASA) atau komposisi dana murah yang solid.

“Posisi keuangan yang kokoh menjadi fondasi kuat bagi kami menghadapi ketidakpastian akibat pademi Covid-19,” ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank BCA saat konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (27/5).

Per Maret 2020, portofolio kredit BCA tumbuh 12,3%  yoy menjadi Rp 612,2 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh kredit korporasi yang meningkat 25,4% yoy menjadi Rp 260,4 triliun.

Sementara itu, kredit komersial dan UKM, naik 5,0% yoy menjadi Rp 191,2 triliun. Kredit consumer tumbuh moderat sebesar 3% yoy, menjadi Rp 154,9 triliun sejalan dengan tren pertumbuhan pembelian rumah dan otomotif yang lambat.

Baca Juga :   BCA Kembali Gelar KPR BCA Onlinexpo, Tawarkan Suku Bunga 4,5%

Pada segmen kredit consumer KPR tumbuh 7% menjadi Rp 92,5 triliun, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun 2,1% yoy menjadi Rp 47,2 triliun dan outstanding  kartu kredit turun 3,7% yoy menjadi Rp 12,4 triliun.

Pada periode yang sama pembiayaan syariah meningkat 19,8% yoy menjadi Rp 5,7 triliun.

Portofolio  pembiayaan untuk kegiatan usaha berbasis lingkungan  mencapai Rp 118,6 triliun pada akhir Maret 2020, tumbuh 17% yoy.

“Sepanjang triwulan I-2020, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif secara triwulan terutama didukung segmen korporasi dibandingkan pertumbuhan quarter to quarter yang negatif pada Maret tahun lalu. Dalam kondisi seperti saat ini BCA berkomitmen membantu nasabah yang kompeten dalam melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi Covid-19,” ujar Jahja.

Hingga pertengahan 2020, BCA sedang memproses restrukturisasi kredit sekitar Rp 65 triliun hingga Rp 82 triliun atau setara dengan 10% hingga 14% dari keseluruhan portofolio kredit yang berasal dari sekitar 72.000 debitur atau 10% dari total debitur seluruh segmen.

Baca Juga :   Serukan Semangat Nasionalisme, Lebih Dari 1.400 Insan BCA Mengikuti “Gelora Indonesia”

Upaya ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mendukung keberlanjutan usaha pelaku bisnis dan perekonomian nasional. “BCA melihat ada potensi peningkatan jumlah restrukturisasi kredit beberapa bulan ke depan hingga sekitar 20% -30% dari total kredit yang berasal dari 250.000-300.000 debitur,” jelasnya.

Kepercayaan nasabah yang konsisten menopang pertumbuhan dana CASA yang solid. Pada Maret 2020, dana CASA BCA tumbuh 17,3%  yoy mencapai Rp 568,5 triliun dan berkontribusi sebesar 76,7% dari total dana pihak ketiga. Jumlah rekening juga menunjukkan tren kenaikan yaitu sebesar 13,7% yoy mencapai 22 juta rekening karena didukung layanan pembukaan rekening online. Deposito tumbuh tinggi sebesar 15,1% yoy mencapai Rp 172,5 triliun, meskipun terdapat tren penurunan suku bunga deposito. Total dana pihak ketiga meningkat 16,8% yoy menjadi Rp 741 triliun.

Jahja mengatakan posisi likuiditas tetap kokoh dengan rasio LDR sebesar 77,6%.  Dari sisi profitabilitas laba sebelum provisi dan pajak mencatat pertumbuhan sebesar 17,4% yoy mencapai Rp 10,1 triliun ditopang peningkatan pendapatan operasional sebebesar 17,3% yoy.

Baca Juga :   Kolabroasi dengan BCA, Blibli Luncurkan Kartu Kredit

Pertumbuhan pendapatan operasional didukung oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 14,1% yoy menjadi Rp 13,7 triliun dan pendapatan operasional lainnya yang naik 25,5% yoy menjadi Rp 5,9 triliun.

Sementara itu beban operasional tumbuh 17,2% yoy. Laba bersih triwulan pertama mendorong posisi permodalan BCA dengan rasio kecukupan modal atau CAR yang tetap kokoh sebesar 22,5%. Rasio NPL terjaga pada level rendah di 1,6% hingga akhir Maret 2020. Sementara beban provisi meningkat 121,9% yoy, hal ini sejalan dengan antisipasi terhadap tantangan pelemahan kredit. Rasio pengembalian terhadap aset atau ROA sebesar 3,2%, sementara rasio pengembalian terhadap ekuitas atau ROE sebesar 15,6%.

Leave a reply

Iconomics