Menko Perekonomian: Pelabuhan Patimban Bakal Soft Opening Kuartal IV-2020

0
544

Pemerintah akan mempercepat penyelesaian pembangunan Pelabuhan Patimban di Pantai Utara Jawa Barat yang menjadi proyek strategis nasional (PSN). Harapannya, pertumbuhan ekspor dan industri otomotif di Jawa Barat dapat terdorong dengan adanya pelabuhan ini.

“Pelabuhan Patimban memiliki nilai investasi sebesar Rp43,22 triliun dan kebutuhan lahannya seluas 369,5 Ha,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers.

Menko Perekonomian memaparkan per minggu kedua September 2020, Dermaga dan Reklamasi telah selesai sebesar 81,98%, breakwater dan seawall selesai 55,62%, access bridge selesai 11,95%, dan access road selesai 98,27%. Itu semua status untuk proyek fisik. Sementara untuk pengadaan tanah, access road telah tuntas 99% dan back up area  sebesar 79%.

Airlangga pun menuturkan Pelabuhan Patimban ditargetkan akan melaksanakan soft opening pada Kuartal IV tahun 2020 sehingga operator pelabuhan perlu ditetapkan secepatnya. Ia mengatakan Presiden Jokowi menargetkan soft launching Pelabuhan Patimban ini bisa dilaksanakan karena seluruh konstruksi hampir selesai untuk Paket Pertama di Bulan November 2020. Paket keduanya ditargetkan di kuartal ke-4 tahun 2021 dan timeline akses keseluruhan akan beroperasi di tahun 2023.

Baca Juga :   Indonesia-RRT Sepakati Kerja Sama Ekonomi Digital, Inilah Lingkup Kerja Samanya

Pelabuhan Patimban saat ini hanya terhubung ke Jalur Pantura non-tol. Sementara Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban yang terhubung dengan Jalan Tol Cikampek-Palimanan telah masuk ke tahap penetapan trase. Menko Perekonomian mengatakan jalan yang akan selesai pertama adalah trase dari Pelabuhan Patimban ke jalan akses Pantura 8,2 km. Sedangkan yang berikutnya, trase yang sudah diputuskan dan akan dibuat akses dari Pelabuhan Patimban melanjutkan akses ke Tol Cipali yang diperkirakan akan memakan waktu 2 tahun.

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Presiden juga memberi arahan untuk melakukan sinergi pengembangan kawasan industri sepanjang koridor utara Jawa.

Leave a reply

Iconomics