OJK: Prospek Sektor Perbankan Semester II 2020 Tergantung Permintaan Kredit

0
90
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membahas prospek sektor perbankan terutama pada semester II 2020 dengan direktur utama bank besar dan berbagai asosiasi perbankan. Pembahasan ini berkaitan dengan kemajuan perbankan terkait rencana serta realisasi restrukturisasi dan ekspansi kredit.

“Dapat kami sampaikan prospek sangat tergantung bagaimana demand kredit dari sektor jasa keuangan ini. Sedangkan demand kredit itu sangat tergantung bagaimana recovery dari perekonomian kita dan perekonomian kita sangat bergantung bagaimana aktivitas masyarakat ini bisa pulih kembali seperti semula,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (13/7).

Wimboh mengatakan, pihaknya sepakat dengan sektor perbankan untuk menstimulasi pemulihan ekonomi. Bahwa perbankan harus berjalan bersama dengan kebijakan pemerintah untuk memperkuat perbankan dalam mengekspansi penyaluran kredit.

Melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kata Wimboh, diharapkan bisa memicu perbankan untuk meningkatkan pertumbuhan kredit. Sebelumnya pertumbuhan kredit melandai ke posisi 3,05% secara tahunan (yoy) di Mei lalu. Turun dibanding April 2020 yang tumbuh 5,73% yoy.

Baca Juga :   Mahkamah Agung Lantik 2 Anggota DK OJK Baru, Agusman dan Hasan Fawzi

Beberapa kebijakan pemerintah untuk sektor perbankan seperti program subsidi bunga debitur usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM); penjaminan terhadap kredit modal kerja baru bagi UMKM; serta penempatan uang negara sebesar Rp 30 triliun di bank Himbara.

“Ini merupakan pemicu untuk perbankan bisa punya kekuatan yang lebih dalam mendorong pertumbuhan kredit. Bahkan suku bunga trennya akan didorong menurun di mana juga deposito oleh pemerintah di bank BUMN dengan suku bunga di bawah (tingkat) pasar,” kata Wimboh.

Sektor perbankan, kata Wimboh, berharap agar belanja pemerintah dapat mendorong permintaan domestik. Selain itu, dengan pelaksanaan proyek-proyek di BUMN dapat menjadi pemicu adanya domestic demand sehingga kredit akan tumbuh sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi yang telah didorong melalui stimulus, belanja pemerintah, serta proyek-proyek BUMN.

“Kita harap dalam kuartal III kelihatan angka dan sektornya dan akan memberikan keyakinan yg lebih ke sektor perbankan dan lainnya agar punya keleluasaan fungsinya dalam intermediasi dan pemberian kredit,” kata Wimboh.

Baca Juga :   OJK Sempurnakan POJK Pemisahan Unit Syariah Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, Inilah yang Wajib Dilakukan Perusahaan

 

Leave a reply

Iconomics