Pabrik Baru Asia Pacific Rayon Bisa Perkuat Daya Saing TPT Indonesia

0
760

Kementerian Perindustrian optimistis penguatan struktur industri di dalam negeri mulai dari sektor hulu hingga hilir akan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Fasilitas produksi baru viscose rayon PT Asia Pacific Rayon (APR) yang terintegrasi tersebut, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, harus diangkat pada dunia bahwa Indonesia memiliki kemampuan seperti ini.

“Optimalisasi pemakaian bahan baku yang berasal dari dalam negeri menjadi sangat penting dalam mendongkrak kinerja sektor industri TPT di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mendamping Presiden Joko Widodo dalam peresmian fasilitas produksi viscose rayon PT Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau belum lama ini.

Menperin mengapresiasi APR atas realisasi penanaman modal untuk membangun pabrik baru tersebut. Fasilitas baru tersebut menyerap investasi sebesar Rp15 triliun (US$1,1 miliar). Ia mengatakan pembangunan ini merupakan suatu langkah yang luar biasa karena pabrik ini merupakan satu-satunya yang terintegrasi. Mulai dari pembibitan pohon yang kayunya menjadi bahan baku rayon, sampai proses produksinya.

Baca Juga :   BCA Kembali Gelar IKF XI 2022, Cek Siapa Saja Narasumbernya?

“Ini menurut pandangan saya, harus diangkat pada dunia, bahwa Indonesia memiliki kemampuan seperti ini,” kata Agus dalam siaran pers.

Viscose rayon merupakan serat benang yang berasal dari olahan kayu dan dapat terurai secara alami. Serat rayon produksi APR tergolong material yang berkelanjutan karena berasal dari bahan baku yang terbarukan. Komoditas ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku tekstil seperti kapas yang kebutuhannya masih belum dapat dipenuhi dari dalam negeri.

Fasilitas baru APR tersebut saat ini memiliki kapasitas produksi viscose rayon sebesar 240.000 ton per tahun, dan akan diupayakan meningkat menjadi 600.000 ton dalam beberapa tahun ke depan. Pabrik APR tersebut diproyeksi mampu menghasilkan devisa hingga US$131 juta dan substitusi impor mencapai US$149 juta.

Selain peresmian operasional fasilitas baru APR, Presiden Jokowi melakukan pelepasan kontainer berisi serat rayon untuk diekspor ke Turki sebanyak 10.190 ton serta pengiriman ke Jawa Tengah sebesar 12.000 ton. Negara tujuan ekspor selanjutnya, antara lain ke Pakistan, Bangladesh, Vietnam, hingga negara-negara Eropa.

Baca Juga :   Inklusi dan Literasi Masih Rendah, BSI Diminta Kenalkan Produk Syariah Secara Masif

Data Kemenperin menunjukkan laju pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2019, industri TPT tumbuh sebesar 15,35% dibanding tahun 2018. Pertumbuhan pada tahun 2018 hanya sebesar 8,73% dan tahun 2017 sebesar 3,83%.

Leave a reply

Iconomics