Pariwisata Berkelanjutan Aspek Penting di Era New Normal

0
1784

Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism dinilai sebagai aspek terpenting bagi pengembangan sektor pariwisata di era kenormalan baru selepas pandemi Covid- 19. Dan aspek ini diterapkan seiring kebijakan protokol kesehatan yang ditunjang kesiapan-kesiapan di daerah-daerah tujuan wisata.

Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh mengatakan, pariwisata berkelanjutan akan menjadi sebuah pilihan dan konsekuensi dari pengembangan pariwisata. Ke depan yang perlu diperkuat bagaimana pariwisata berpusat kepada manusia atau people-centered tourism atau community based tourism.

“Ini mencakup peningkatan diversifikasi produk,  pelayanan sesuai dengan kebutuhan perilaku masyarakat, pola pelayanan  serta upaya meningkatkan kekuatan kearifan lokal yang akhirnya menjadi unique selling point. Itu yang harus dijaga, dirawat dan dikelola dengan dukungan kualitas sumber daya manusia ke depan. Selain  itu perlu diterapakan nilai keberlanjutan domestik seperti resiliens dan kearifan lokal, serta pariwisata yang berkeseimbangan,” kata Frans Teguh saat webinar dengan Asosiasi Profesor Indonesia (API).

Soal pariwisata berkelanjutan itu, Frans Teguh lantas merujuk Pulau Bali. Daerah ini diharapkan bisa siap apabila sektor pariwisatanya dibuka secara bertahap. Karena tren penyebaran virus corona relatif bisa ditangani sesuai dengan protokol kesehatan dan keselamatan.

Baca Juga :   Anggota Fraksi PDIP Soroti Kinerja Hutama Karya di Masa Covid-19

Di samping itu, masyarakat Pulau Bali dinilai memiliki kesadaran kolektif, kearifan lokal sejak lama dan tetap masih menjaga dan merawat modal sosial seperti nilai adat istiadat, tradisi, budaya, dan lingkungan. Tentu juga bagi daerah-daerah lain yang memenuhi kriteria penanganan pandemi yang masih produktif dan aman Covid-19.

“Bali menjadi model atau contoh untuk menjadi model nasional. Selalu belajar dari krisis ke krisis, selalu masih berupaya mempertahankan keseimbangan. Bali berkembang dan bertransformasi dalam bidang pariwisata sejak lebih dari  100 tahun yang lalu. Jadi proses transformasi sosial dan budaya tersebut sudah menjadi kekuatan entitas social capital dan keberlangsungan kehidupan,” kata Frans Teguh.

Untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan lebih luas, kata Frans Teguh, dibutuhkan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan pariwisata. Saat ini, para pihak pariwisata memiliki momentum untuk untuk membenahi, menata dan menyiapkan strategi dan langkah reopening atau rebound pemulihan pariwisata.

Pemerintah menawarkan konsep dan strategi untuk mengaplikasikan skema dan pola pengembangan  pariwisata berkelanjutan dengan parameter dan indikatornya secara komprehensif termasukan dalam upaya penanganan krisis dan aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan.

Baca Juga :   Terkait Pasal Perzinaan dalam KUHP, Sandiaga Uno Terjunkan Tim Khusus ke Berbagai Negara

“Progran pariwisata berkelanjutan bukan hanya kerja sektoral, tapi harus menyeluruh baik masyarakat, pemerintah, akademisi, dan lainnya, atau yang biasa kita sebut pentahelix. Berbagai disiplin ilmu dan stakeholder harus bekerja bersama-sama dan memperbaiki aspek tata kelola, aspek ekonomi, sosia budaya dan lingkungan untuk tmeningkatkan daya saing, reputasi dan kepercayaan publik serta  nilai keberlanjutan sumber daya kepariwisataan,” katanya.

Leave a reply

Iconomics