Pendapatan Iklan Non Digital MNCN Tak Tumbuh Karena Pembatalan Acara Olahraga

0
1448
Reporter: Petrus Dabu

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang menaungi stasiun televisi RCTI mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,02 triliun sepanjang kuartal pertama 2020, naik 6,86% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,89 triliun.

Pendapatan iklan untuk kuartal pertama 2020  naik sekitar 3% year on year menjadi Rp 1,81 triliun dari tahun lalu Rp1,77 triliun. Pendapatan dari iklan digital melonjak sekitar 25% year on year menjadi Rp 199,3 miliar, dari Rp 159,4 miliar yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari media sosial, portal berita, dan RCTI +.

Sedangkan pendapatan iklan  non-digital tercatat sebesar Rp 1,61 triliun atau tumbuh sekitar 0% dari tahun lalu yang juga sekitar Rp 1,61 triliun.

“Ini terjadi karena pembatalan acara olahraga seperti, Serie A, FA Cup, dan AFC karena Covid-19, yang biasanya menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi sementara mengeluarkan biaya yang tinggi juga,” tulis manajemen MNCN Businness Update yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Senin (4/5).

Sementara pada kuartal pertama 2019 lalu, MNCN menyiarkan Liga Inggris, Liga Champions, AFC, dan lain-lain selama 3 bulan penuh.

Baca Juga :   Kinerja Fifgroup Tetap Kinclong Pada Kuartal Pertama 2020

“Meskipun terjadi pertumbuhan yang datar dalam iklan non-digital, penting untuk diketahui, EBITDA MNCN masih mencatat pertumbuhan yang kuat sebesar 8% year on year,” tulis manajemen.

Pendapatan lainnya adalah dari konten yang meningkat sekitar 2% year on year menjadi Rp 471,4 miliar dari Rp 460 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya,

“Monetisasi konten melalui lisensi konten ke platform OTT dan TV-berbayar internasional telah meningkat secara signifikan menjadi Rp 118 miliar, meningkat 30% year on year dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 91 miliar,” jelas manajemen MNCN.

Laba bersih anjlok

Sepanjang kuartal pertama 2020, beban langsung naik 8% year  on year menjadi Rp 711,2 miliar dari Rp 655,7 miliar pada kuartal pertama 2019.

Kemudian beban beban umum dan administrasi naik 2% year on year dari Rp 399,8 miliar menjadi Rp 409,8 miliar pada kuartal pertama 2020. “Ini disebabkan oleh efisiensi yang disebabkan oleh integrasi manajemen operasional 4 FTA,” tulis manajemen MNCN.

Baca Juga :   Laba Bersih PGN US$ 47,77 Juta, Anjlok Karena Dampak Rugi Selisih Kurs

Pada kuartal pertama 2020,  EBITDA  berhasil meningkat 8% year on year menjadi Rp 894,8 miliar dari Rp 830,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu dengan EBITDA Margin mencapai 44%. “Dengan meningkatnya pemanfaatan produksi in-house konten kami memungkinkan Perseroan untuk terus mengkontrol biaya konten,” tulis manajemen.

Laba bersih Perseroan tercatat sebesar Rp 332,7 miliar pada kuartal pertama 2020, turun 43,12% year on year dari Rp 584,97 miliar pada kuartal pertama 2019.

Dijelaskan, apabila tanpa penyesuaian forex (rugi/untung) pada masing – masing tahun, laba bersih dibukukan sebesar Rp 577,2 miliar pada kuartal dari Rp 514,6 miliar pada periode sama tahun sebelumnya atau naik 12,16% year on year dengan marjin laba bersih sebesar 29%.

“Harap diperhatikan, kurs USD/IDR turun di bawah level 15.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat minggu: Rp14.900 vs Rp16.400 pada tanggal 31 Maret 2020, karena alasan ini, kerugian forex akan dijaga seminimal mungkin untuk periode kedepannya,” tulis manajemen MNCN.

Baca Juga :   Dampak Corona, Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) Revisi Target Pendapatan

Pada bulan Mei 2020, MNCN berencana untuk menyelesaikan proses placement kepada investor strategis. Dana dari placement ini akan digunakan untuk mengurangi hutang perseroan, yang jatuh tempo pada Agustus 2022. Penempatan juga akan menghasilkan free-float MNCN mencapai lebih dari 40% yang memungkinkan perseroan untuk mendapatkan tarif pajak sebesar 19% pada tahun 2020 dibandingkan dengan tarif tahun lalu sebesar 25%.

Leave a reply

Iconomics