Pendapatan Masih Tumbuh Kencang, Laba Bersih BRI Turun Tipis di Tengah Pandemi Covid-19

0
57
Reporter: Petrus Dabu

Meski laba bersih konsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun pada kuartal pertama 2020, tetapi dari sisi top line, pendapatan masih tumbuh kencang baik dari pendapatan bunga, syariah  dan premi neto maupun pendapatan operasional lainnya.

Pada kuartal pertama 2020, pendapatan bunga, syariah dan premi neto BBRI sebesar Rp 21,53 triliun, naik 9,68% year on year dari Rp 9,63 triliun pada kuartal pertama 2019. Pertumbuhan pendapatan bunga, syariah dan premi neto ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode kuartal pertama 2019 lalu yang tumbuh sebesar 3,98% year on year dari Rp 18,87 triliun di 2018.

Demikian juga pendapatan operasional lainnya. Pada kuartal pertama 2020 ini tumbuh  siginifikan sebesar 47,38% year on year menjadi Rp 8 triliun dari Rp 5,43 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal pertama 2019 lalu hanya tumbuh sebesar 8,13% year on year dari Rp 5,02 triliun.

Penyaluran kredit juga masih tumbuh meski trennya melambat. Jumlah outstanding  kredit yang disalurkan BRI hingga 31 Maret 2020 sebesar Rp 901,81 triliun, naik 8,54% year on year dari  Rp 830,97 triliun pada 31 Maret 2019. Pertumbuhan kredit ini terlihat melambat, karena pada periode yang sama tahun 2019 lalu pertumbuhannya sebesar 12,74% year on year dari Rp 736,99 triliun pada 31 Maret 2018.

Baca Juga :   Komisi VI: Sinergi BUMN dan Ultra Mikro Penting untuk Pulihkan Ekonomi Nasional

Kualitas kredit yang dilihat dari  Non-Performing Loan (NPL) tetap terjaga pada level aman di bawah 5%, meski ada peningkatan untuk NPL gross. Rasio kredit bermasalah atau  NPL  per 31 Maret 2020 adalah untuk BRI (konsolidasi) adalah 3% (gross) dan 0,77% (neto). Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, NPL gross sebesar 2,41% dan neto sebesar 1,2%.

Jumlah simpanan nasabah per 31 Maret 2020 sebesar Rp 1.006,23 triliun, tumbuh 7,5% year on year dari Rp 936,03 triliun pada 31 Maret 2019. Seperti kredit, pertumbuhan simpanan nasabah ini juga melambat dibandingkan kuartal pertama 2019 yang tumbuh 13,18%  year on year dari Rp 827,06 triliun pada 31 Maret 2018.

Laba Bersih Turun Tipis

Meski sisi top line masih tumbuh lebih kencang, tetapi bottom line mengalami pertumbuhan negatif. Jumlah laba operasional pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp 10,13 triliun, turun 0,31% year on year dari Rp 10,16 triliun pada kuartal pertama 2019. Pada kuartal pertama 2019 lalu, laba operasional masih tumbuh sebesar Rp 11,08% year on year dari Rp 9,14 triliun pada kuartal pertama 2018.

Baca Juga :   Cerita Sunarso Melakukan Transformasi di BRI

Turunnya laba operasional ini diantaranya karena ada peningkatan yang tajam pada beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (neto) yang naik 44% menjadi Rp 6,55 triliun dari sebelumnya pada kuartal pertama 2019 sebesar Rp 4,55 triliun.

Laba sebelum pajak pada kuartal pertama 2020 masih naik sebesar 0,02% year on year menjadi Rp 10,16 triliun, dari Rp 10,15 triliun pada kuartal pertama 2019 lalu. Tetapi tahun lalu, pertumbuhan laba sebelum pajak lebih tinggi yaitu sebesar 10,85% year on year dari Rp 9,16 triliun pada kuartal pertama 2018.

Setelah dipotong pajak, laba periode berjalan pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp 8,17 triliun, turun 0,32% year on year dari Rp 8,20 triliun pada kuartal pertama 2019. Pada kuartal pertama 2019 lalu laba periode berjalan tumbuh sebesar 10,42% year on year dari Rp 7,42 triliun pada kuartal pertama 2018.

Dan laba bersih BBRI pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp 8,16 triliun, turun tipis 0,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski hanya turun tipis, tetapi pada kuartal pertama 2019 lalu laba bersih BBRI tumbuh sebesar 10,3% year on year dari Rp 7,4 triliun pada kuartal pertama 2018.

Leave a reply

Iconomics