Pengamat Ekonomi Syariah: Perlu Merencanakan Keuangan untuk Masa Depan

0
594

Merencanakan keuangan dalam kehidupan merupakan sebuah langkah penting untuk masa depan. Pasalnya, ketika orang-orang gagal merencanakan keuangan berarti mereka telah merencanakan kegagalan keuangan di masa depan.

“Ini artinya kita tidak merencanakan kebaikan dalam hidup kita, maka saat bersamaan kita merencanakan hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan di waktu kemudian. Itu sebabnya, keuangan harus direncanakan,” kata pengamat ekonomi syariah Ustaz Hilman Fauzi dalam sebuah webinar, Rabu (28/10).

Berbicara tentang perencanaan, kata Ustaz Hilman, maka berbicara tentang 5 stage of human’s life. Dengan kata lain, dalam kehidupan manusia itu setidaknya ada 5 tahapan. Dan dalam 5 tahapan ini masing-masing ada konsekuensi logis dari keuangannya atau kebutuhan keuangannya.

Pertama, kata Ustaz Hilman, dalam Islam itu ada yang disebut sebagai tahap thufulah atau keadaan masa kanak-kanak. Selanjutnya, tahapan murahaqah (pubertas, remaja) dan dilanjutkan dengan tahapan syabab (pemuda), tahapan rujulah (dewasa), dan syaikhukhoh (tua).

“Ini setidaknya tahapan-tahapan yang kita lalui saat kita hidup di bumi. Tentunya saat kita menjalani fase-fase ini, kita semua akan dituntut memenuhi kebutuhan keuangan kita,” kata Ustaz Hilman.

Baca Juga :   BTN: e'BATARAPOS Salah Satu Cara untuk Edukasi Literasi Keuangan

Karena itu, kata Ustaz Hilman, kebutuhan keuangan setidknya dibagi dalam 3 hal sederhana. Pertama, kondisi keuangan ditopang atau dijamin atau dipenuhi atau disiapkan. Dalam situasi ini umumnya manusia itu berada dalam fase thufulah (kanak-kanak) atau murahaqah (remaja).

Lain lagi ketika tahapan dalam hidup manusia itu dalam fase menikah atau dewasa. Dalam tahapan ini, kata Ustaz Hilman, kondisi keuangannya menopang. Tetapi, ketika memasuki tahapan syaikhukhoh (tua), pada masa ini kondisi keuangannya bisa jadi ditopang.

“Ini mungkin sudah pensiun, tua dan lain sebagainya. Ada situasi yang terbaru yaitu generasi sandwich, artinya orang dalan kondisi keuangan menopang tidak hanya dirinya tapi juga orang yang hidup bersamanya. Itu bisa saja keluarga atau orang tuanya,” kata Ustaz Hilman.

 

Leave a reply

Iconomics