Perdagangan Berjangka Komoditi Tumbuh, Kinerja Keuangan KBI pun Ikut Moncer

0
460
Reporter: Petrus Dabu

Kinerja keuangan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI sepanjang 2019 lalu mengalami pertumbuhan yang signifikan. Baik pendapatan maupun laba bersih tumbuh dua digit. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari  kinerja industri Perdagangan Berjangka Komoditi yang mengalami pertumbuhan cukup positif.

Berdasarkan laporan keuangan 2019 (audited), laba bersih KBI sebesar Rp50,35 miliar, naik 82,88% yoy dibanding Rp27,53 miliar pada tahun 2018.

“Pencapaian  laba yang didapat KBI tahun 2019 ini kami nilai cukup menggembirakan. Hal ini karena situasi ekonomi tahun 2019 yang diwarnai dengan agenda politik nasional yaitu pemilu presiden dan pemilu legislatif serta pertumbuhan ekonomi nasional yang boleh dibilang landai. Dan KBI telah melewati tahun 2019 dengan kinerja yang baik, dan mampu mencatatkan capaian  laba bersih yang positif,” ujar Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dalam siaran pers, Senin (29/6).

Dari sisi pendapatan, sepanjang tahun 2019 KBI mencatatkan pendapatan sebesar Rp131 miliar atau sebesar 102,91% dari target anggaran tahunan sebesar Rp127 miliar dan naik 45,07% yoy dibanding pendapatan 2018.

Baca Juga :   Tips Berivestasi Emas Digital Agar Terhindar dari Risiko Penipuan

Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp112 miliar atau 106,91% dari anggaran tahunan, dan pendapatan non-operasional sebesar Rp18 miliar atau sebesar 83,84% dari anggaran tahunan.

Pada tahun 2018, pendapatan KBI sebesar Rp90,3 miliar yang terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp70,8 miliar dan non-operasional sebesar  Rp19,5 miliar.

Naiknya pendapatan KBI pada 2019 tidak lepas dari kinerja industri Perdagangan Berjangka Komoditi yang mengalami pertumbuhan cukup positif. Hal ini tercermin dari volume transaksi multilateral PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang mencapai 1.467.371 lot, melewati target yang telah dicanangkan sebesar 1,1 juta lot. Dari volume transaksi tersebut, kontrak berjangka emas berkontribusi 45% atau setara dengan 660.893 lot. Selain emas, kopi juga menjadi kontributor terbesar volume transaksi dengan porsi 29% atau 430.837 lot, yang diikuti dengan transaksi olein dengan porsi 23% atau sekitar 336.124 lot, dan kakao sebesar 3% atau setara 39.517 lot.

Sepanjang tahun 2019 KBI  telah meregistrasi transaksi kontrak berjangka dan derivatif lainnya sebanyak  7,968,762.7 lot, yang terdiri dari produk komoditi primer termasuk Kontrak Berkala Emas (KBE) sebanyak  1,467,371 lot (18,4%), indeks sebanyak  624,114.7 lot (7,83%), currency sebanyak  767,701.7 lot (9,63%), komoditi SPA sebanyak 5.084.240,3 lot (63,80%), Kontrak single stock sebanyak 25.190 lot (0,32%). Untuk Kontrak Penyalur Amanat Luar Negeri (PALN) sebanyak 145 lot.

Baca Juga :   Turun pada Maret, Transaksi Pasar Fisik Timah Batangan Diproyeksikan akan Kembali Rebound

Dalam posisi sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, sepanjang tahun 2019 KBI telah menatausahakan Resi Gudang sebanyak 444 Resi Gudang dengan total volume sebesar 11.864.352 ton dan nilai transaksi sebesar Rp 113.378.230.050,- . Selain itu, dari Kegiatan Transaksi Pasar Fisik  Timah Murni Batangan, sepanjang tahun 2019 KBI telah meregistrasikan dan mengkliringkan transaksi Pasar Fisik Timah Batangan  sebesar 27.183,41 Ton.

“Kondisi perekonomian global kedepan diperkirakan masih penuh dengan ketidakpastian dan cenderung melambat, apalagi saat ini Indonesia sedang dilanda wabah Covid-19, yang tentu akan memberikan dampak kepada dunia usaha. Namun KBI tetap optimis bahwa sektor perdagangan komoditas berjangka memiliki potensi untuk berkembang sangat baik. Industri perdagangan berjangka komoditi Indonesia pada tahun depan akan tumbuh lebih baik seiring dengan kontrak di bursa yang semakin inovatif dan menarik bagi investor. Sektor ekonomi akan terganggu Covid-19, namun kami masih optimis kinerja akan tumbuh positif di 2020,” ujar Fajar.

 

Leave a reply

Iconomics