Raden Pardede: Tanpa Kesehatan Diatasi, Ekonomi Tak Akan Kembali Pulih

0
772
Reporter: Petrus Dabu

Raden Pardede, ekonom sekaligus Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menegaskan pemulihan ekonomi hanya bisa benar-benar terjadi bila pandemi Covid-19 juga benar-benar teratasi. Bila aspek kesehatan ini berhasil diatasi, kelas menengah atas akan kembali percaya diri untuk melakukan belanja (spending) seperti melakukan perjalanan wisata.

Masalahnya saat ini adalah pemulihan kesehatan ini yang belum pasti hingga vaksin yang bisa membasmi Covid-19 ditemukan dan vaksinasi massal dilakukan. Sebelum adanya vaksin, yang bisa dilakukan adalah menyesuikan diri melalui apa yang kini dikampanyekan pemerintah yaitu 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Mejaga Jarak). Selain itu, upaya yang bisa dilakukan adalah 3T yaitu testing, tracking, treatment.

“Tanpa kesehatan diatasi, kepercayaan itu tidak akan pernah kembali pulih, maka pemulihan ekonomi pun tidak akan kembali pulih. Jadi, pemulihan ekonomi kita yang sustainable hanya kalau sesudah kesehatan ini kita atasi,” ujar Raden dalam webinar ‘Diskusi Publik, Arah Kebijakan Pemerintah: Keseimbangan Antara Kesehatan dan Ekonomi’, Rabu (23/9).

Baca Juga :   Evaluasi Kerja 1 Bulan, Inilah Usulan Komite Penanganan Covid-19 dan PEN

Berbagai kebijakan stimulus ekonomi dan sosial yang dilakukan saat ini, seperti bantuan sosial dan bantuan ke sektor riil, memang dibutukan, tetapi sifatnya hanya untuk bisa bertahan (survive). “Tetapi unutk benar-benar pulih, memang kata kuncinya adalah di kesehatan ini. Jadi itulah hubugan kesehatan, kemudian ada rasa aman, kepercayaan muncul, belanja ada, baru ada pumulihan ekonomi,” ujarnya.

Data Satgas Covid-19 per 22 September menunjukkan jumlah kasus aktif positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 58.788 kasus atau 23,2% dari total akumulasi kasus. Kemudian, jumlah orang sembuh mencapai 184.298 orang atau 72,9% dari total akumulasi kasus Covid-19. Sedangkan jumlah orang yang meninggal dunia sebanyak 9.837 orang atau 3,9% dari total akumulasi kasus. Jumlah penambahan kasus baru sebanyak 4.071 kasus.

Pada kuartal kedua 2020 lalu, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32%. Konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang 58% PDB Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,51%. Raden memperkirakan kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan jauh lebih baik, meski belum kembali ke kondisi kuartal ketiga tahun 2019 lalu. “Data-data menununjukkan, apakah itu PMI, data konsumsi, data ritel, data penjualan, itu semua di kuartal ketiga, kita lihat jauh lebih baik dari kuartal kedua. Namun, dibandingkan dengan posisi kuartal ketiga tahun lalu masih lebih rendah,” ujar Raden.

Baca Juga :   Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Revisi ke Bawah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021

Sebelumya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini menjadi -1,7% hingga -0,6%. Perkiraan ini lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yang berada di kisaran -1,1% hingga +0,2%.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga, investasi, ekpor dan impor masih mengalami pertumbuhan negatif. Hanya konsumsi pemerintah yang berhasil tumbuh positif, baik pada kuartal ketiga ini maupun untuk sepanjang tahun ini.

 

Leave a reply

Iconomics