Semester I-2020 Laba Bersih BCA Sebesar Rp12,24 Triliun, Turun 4,84%

0
638
Reporter: Petrus Dabu

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan penurunan laba bersih pada semester pertama 2020 sebesar 4,84% secara year on year (yoy). Sepanjang enam bulan pertama 2020 ini, total laba bersih BBCA sebesar Rp12,24 triliun, dibandingkan Rp12,86 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. Kredit tumbuh sebesar 5,3% yoy menjadi Rp595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp257,9 triliun, meningkat 17,7% yoy, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% yoy menjadi Rp184,6 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% yoy menjadi Rp91,0 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun 11,9% yoy menjadi Rp42,5 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% yoy menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% yoy menjadi Rp146,9 triliun.

“BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen. Selama bulan Maret sampai dengan Juni 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp115 triliun atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah. Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit. Kami melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30% dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah,” ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk saat konferensi pers, Senin (27/7).

Baca Juga :   DemoDay BCA SYNRGY Accelerator 2022: Ajang Talenta Muda Unjuk Ide-Ide Kreatif

Di tengah tantangan pandemi, BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga yang tinggi pada semester pertama 2020. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% yoy, mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020. Jaringan transaksi perbankan yang luas merupakan faktor pendorong pertumbuhan dana CASA. BCA terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digital channels. Jumlah rekening tumbuh 11,9% yoy mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online. Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% yoy mencapai Rp185,6 triliun. Secara keseluruhan total dana pihak meningkat 13,0% yoy menjadi Rp761,6 triliun. Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR sebesar 73,3%. Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi.

Pada semester pertama 2020, Perseroan berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga membantu meringankan tekanan pada pendapatan bunga gross yang diakibatkan oleh peningkatan restrukturisasi kredit. Pendapatan bunga bersih naik 10,6% yoy menjadi Rp27,2 triliun. Pencapaian ini mendukung Bank untuk membukukan total pendapatan operasional sebesar Rp37,8 triliun, tumbuh 10,3% yoy. Di lain sisi, beban operasional tumbuh lebih rendah, sebesar 3,8% yoy menjadi Rp16,2 triliun. Dengan demikian, laba sebelum provisi dan pajak BCA mencapai Rp21,5 triliun, tumbuh 15,8% yoy, dimana pertumbuhan yang baik tersebut telah memberikan ruang untuk mengantisipasi kenaikan biaya pencadangan kredit.

Baca Juga :   BCA Syariah Targetkan Pertumbuhan Laba Hingga 19% di Tahun 2023, Apa Strateginya?

Biaya pencadangan penurunan nilai aset adalah sebesar Rp6,5 triliun pada semester pertama tahun 2020, sejalan dengan peningkatan risiko potensi penurunan kualitas kredit. Secara keseluruhan laba bersih selama enam bulan pertama tahun 2020 tercatat sebesar Rp12,24 triliun dibandingkan dengan Rp12,86 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Di tengah berbagai tantangan yang sedang dihadapi, BCA tetap mampu menjaga permodalan Bank pada posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 22,9%, jauh diatas rasio yang ditetapkan oleh regulator. Rasio kredit bermasalah atau NPL sebesar 2,1% dibandingkan 1,4% pada Juni 2019. Bank membukukan rasio pengembalian terhadap aset (ROA) 3,1% dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) 15,6% pada semester pertama 2020.

“Di masa pendemi COVID-19 ini, kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi guna mencapai pemulihan. Dalam memenuhi kebutuhan nasabah bertransaksi perbankan dari rumah (#BankingFromHome), kami terus melakukan berbagai inisiatif pengembangan digital channels yang kami miliki. Kami mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mendukung aktivitas operasional harian, baik untuk internal maupun eksternal” tutur Jahja Setiaatmadja.

Baca Juga :   HUT ke-63, BCA Gelar BCA Expoversary Serentak di Jakarta, Surabaya dan Makassar

Sebagai upaya melindungi kesehatan para nasabah dan karyawan, BCA mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengimplementasikan protokol kesehatan, termasuk di antaranya melakukan pemeriksaan suhu di kantor cabang, mengatur physical distancing, menerapkan kebijakan work from home bergiliran, menerapkan pembagian operasional kerja (split operation), menyediakan bus khusus karyawan, dan memfasilitasi karyawan dan pengunjung dalam melakukan penilaian mandiri atas risiko COVID-19. Bagi komunitas, ‘Bakti BCA’ menyediakan dukungan sosial dan donasi, termasuk bantuan kesehatan seperti Alat pelindung Diri (APD) dan sejumlah ventilator untuk beberapa rumah sakit.

 

Leave a reply

Iconomics