Tantangan dan Strategi Kementerian Bawa BUMN ke Pasar Global

0
728
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menyusun rencana ekspansi perusahaan-perusahaan milik negara ke pasar global. Namun, untuk menuju ke sana ada banyak tantangan internal yang harus diselesaikan terlebih dulu oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

“Presiden Jokowi minta Pak Erick bangun ekspansi BUMN ke pasar global, tapi kita masih punya beberapa tantangan nih,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta kemarin.

Dikatakan Arya, pihaknya telah mengelompokkan tantangan tersebut menjadi 3 bagian yang harus diselesaikan. Pertama, terkait ketimpangan pendapatan antara perusahaan-perusahaan BUMN, di mana 76% dari pendapatan seluruh BUMN yang sebesar Rp 210 triliun hanya kontribusi 15 perusahaan.

Lalu, banyak perusahaan induk BUMN memiliki anak perusahaan yang tidak sejalan dengan core business perusahaan induknya. Semisal, ternyata ada 85 hotel yang dimiliki beberapa BUMN. Salah satunya antara lain adalah PT PANN Multifinance.

“PT PANN punya hotel di Bandung besar. Saya tanya apakah menguntungkan. Mereka bilang ‘iya Pak itu bantu kami bayar gaji-gaji’,” kata Arya menambahkan.

Baca Juga :   Pabrik Tembakau Terakhir Prancis Akhirnya Tutup

Selain itu, kata Arya, beberapa BUMN juga memiliki anak atau cucu usaha berupa rumah sakit dan logistik, meski perusahaan induknya tidak bergerak di kedua sektor tersebut. Ternyata logistik tidak hanya di PT Pos, bahkan di perusahaan perkebunan, Pelindo dan Garuda Indonesia juga ada.

Berdasarkan fakta itu, struktur BUMN dinilai menjadi gemuk dan tidak efisien. Untu menghadapi tantangan tersebut, maka Kementerian BUMN telah menyiapkan 4 poin strategi. “Kami akan lakukan reformasi birokrasi, restrukturasi utang-utang BUMN, pengembalian inti bisnis BUMN serta peninjauan ulang likuiditas BUMN,” kata Arya. tandasnya.

Dalam rangka merampingkan jumlah anak usaha BUMN serta mengembalikan bisnis utama perusahaan induk, maka Kementerian BUMN kemungkinan akan menggabungkan perusahaan-perusahaan tersebut. Atau bisa juga dengan akuisis oleh perusahaan BUMN yang bisnisnya sesuai dengan usaha anak perusahaan BUMN tersebut.

Sementara ini, kata Arya, Kementerian BUMN sedang menghitung jumlah anak dan cucu perusahaan BUMN. Dalam kesempatan tersebut, Arya juga menyinggung tentang pembentukan superholding. Sebelum ke sana akan dilakukan konsolidasi dengan membentuk subholding.

Leave a reply

Iconomics