Warung Pintar Bertekad Majukan Warung Kelontong

0
107
Reporter: Bagas Rizkinanda

Warung sebagai bagian dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sulit maju karena hambatan rantai pasok logistik. Padahal, warung dan UMKM merupakan urat nadi perekonomian Indonesia.

Karena itu, kata Co-Founder sekaligus VP Smart Distribution Warung Pintar Christian Winata, warung sebagai UMKM harus ditopang dengan ekosistem dan jejaring yang baik. Logistik rantai pasok merupakan isu yang sejak dulu belum terpecahkan untuk memajukan warung kelontong.

“Logistik buat warung itu kan rantai pasoknya sangat panjang. Apalagi sistem jualannya eceran sehingga banyak yang ‘bermain’. Kredit untuk membiayai usaha-usaha seperti warung ini masih kecil. Warung Pintar akan bantu kembangkan melalui ekosistem digital yang terus kita bangun,” kata Christian di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dikatakan Christian, masalah rantai pasok ini menjadi masalah penting karena menghambat kemajuan usaha warung. Dan aspirasi pemilik warung agaknya tak pernah didengar perusahaan-perusahaan pemasok barang.

Warung Pintar karena itu, kata Christian, akan mengambil peran memutus atau paling tidak menyederhanakan masalah rantai pasok ini dengan membuat sistem agregasi. Dengan sistem itu, aspirasi pemilik warung kelontong yang umumnya individu dan perorangan akan didengar perusahaan-perusahaan pemasok barang.

Baca Juga :   Meski Tidak Mudah, Digitalisasi Perbankan Wajib Dilakukan di Masa Covid-19

“Agar didengar dan diperhatikan, kita lakukan agregasi. Kita kumpulkan suara dari beberapa demand yang sama dari beberapa juragan (istilah untuk pemikik kios Warung Pintar), nah nanti kita akan bersuara atas nama satu atap yang sama: Warung Pintar,” kata Christian.

Dengan sistem agregasi, kata Christian, juga akan membantu para pemilik warung menentukan karakteristik produk yang akan dijual berdasarkan permintaan serta demografi pembeli. Cara tersebut tentu menjadi keuntungan bagi para pemilik warung agar tidak perlu repot-repot menjual produk yang tidak diminati pembeli.

Warung Pintar siap terjun langsung ke lapangan untuk mendidik para pemilik warung. Setiap aka nada orang Warung Pintar yang melatih pemilik warung menggunakan aplikasi, platform, dan semua fiturnya, termasuk agregasi ini. Semua data akan tercatat.

“Semisal, daerah perkantoran, orang-orangnya biasanya suka ngopi dan merokok, ya nanti yang dijual kopi satuan dan rokok, sesuai karakteristik dan demografi pembeli, jadi menyesuaikan, mereka tidak akan jual produk yang kira-kira tidak akan dibeli,” kata Christian.

Baca Juga :   Astra Ciptakan Layanan Berbasis Digital untuk Penuhi Kebutuhan Pelanggan

Sebagai informasi, produk atau barang yang cepat habis (FMCG) di warung kecnderungannya lebih mahal dibanding harga-harga di ritel yang lebih besar seperti di pasar modern atau supermarket. Meski secara demografi pembeli, pelanggan supermarket mayoritas berpenghasilan lebih tinggi dibanding pelanggan warung kelontong.

Ekspansi
Untuk itu, Warung Pintar menggandeng Paxel sebagai mitra yang dapat mempermudah sistem distribusi logistik dan meningkatkan efisiensi serta menekan harga jual. Karena berdasarkan karakteristik warung, pemilik bisa berbelanja stok sekitar 2 hingga 3 kali per hari dan dipastikan akan meninggalkan warungnya.

Bahkan terkadang mengeluarkan biaya tambahan seperti bayar kuli angkut sehingga menjadi tidak efisien. Dan itu pula yang menyebabkan harga barang menjadi mahal. Paxel dinilai sangat tepat menjadi mitra Warung Pintar untuk membantu warung kelontong menekan biaya logistiknya.

“Paxel ini dengan model operating yang same day delivery, tentu sangat fit in dengan para juragan kita yang butuh barang sampai dengan cepat. Barang sampai cepat tentu nggak akan kekurangan stok, dan keuntungan jelas meningkat,” kata Christian.

Baca Juga :   Pemerintah Diminta Bersiap Apabila Turis Asing Sudah Diizinkan Masuk Indonesia

Data menunjukkan terdapat sebanyak 5.000 kios Warung Pintar yang sudah beroperasi meliputi Jabodetabek dan Jawa Timur. Targetnya Warung Pintar akan berekspansi ke luar Pulau Jawa dengan membuka 50 ribu kios

Selain itu, barang-barang/produk yang akan dijual di kios Warung Pintar juga akan merambah ke sektor-sektor selain FMCG seperti pembayaran listrik dan air, pembelian pulsa atau layanan internet, serta layanan-layanan lainnya.

Leave a reply

Iconomics