Beralih ke Ritel, Strategi BGR Logistics Hadapi Kelesuan Industri Logistik

1
1418
Reporter: Petrus Dabu

Bisnis logistik tidak kebal dari pandemi Covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat banyak aktivitas ekonomi terhambat, termasuk industri logistik.

Kuncoro Wibowo, Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, perusahaan BUMN yang bergerak di bidang logistik mengatakan industri logistik menjadi salah satu industri yang terkena dampak yang berat karena pandemi Covid-19.

“Logistik itu paling berat sekali. Kami merasakan sendiri, karena hampir 80% kami itu pegang logistik, armada khususnya. Sisanya adalah di pergudangan,” ujar Kuncoro dalam acara Best CEO 2020 Webinar & Virtual Award CEO Leadership on New Normal yang digelar Iconomics, Kamis (23/7).

Kuncoro menceritakan pelanggan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) selama ini rata-rata bergerak di sektor konstruksi yang aktivitasnya juga terdampak Covid-19.

“Beberapa pabrik yang selama ini sama kami juga WFH [work from home], itu juga kami tidak melakukan apa-apa” ujarnya.

Kuncoro mengatakan industri logistik mengalami kelesuhan sejak 2018. Pada tahun 2019, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) dalam kondisi wait and see untuk kembali pulihnya industri logistik, menyiapkan fondasi transformasi perusahaan ke digital. Infrastrukur teknologi dan sumber daya manusia semuanya disiapkan.

Baca Juga :   KPU Perlu Waspadai Curah Hujan Ketika Proses Distribusi Logistik Pemilu 2024

Ia mengatakan dalam kondisi industri yang lesu, manajemen tak mau berdiam begitu saja. “Harapan kami tahun 2020 ini kita bisa on fire, bisa menyerang ke semua tempat. Tapi ternyata Maret kami dipertemukan dengan kondisi seperti ini yang kita pun enggak pernah tahu berapa lama akan berakhir. Akhirnya kami terjun bebas juga,” tuturnya.

Tetapi dalam kondisi krisis seperti ini, manajemen kembali tak mau pasrah begitu saja. “Kami langsung putar strategi, karena kami enggak bisa mengeluh dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.

Tantangan dan peluang memang selalu berjalan beriringan. Karena itu dalam kondisi ekonomi yang menantang seperti sekarang, peluang-peluang pun tetap ada.

“Selama ini kami bergerak di tender B to B yang besar-besar, [lalu] kami bergerak ke ritel. Bergerak ke mana? Ke proyek-proyek pemerintah, dari Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, banyak banget,” ujarnya.

Dari Kementerian BUMN, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) mendapatkan pekerjaan untuk mendistribusikan semua alat kesehatan ke seluruh rumah sakit BUMN di Indonesia. “Saat orang-orang pada tiarap, kami betul-betul bekerja keras 1×24 jam. Kami enggak ada puasa lebaran, jalan terus,” ujarnya.

Baca Juga :   Masa Sulit, Begini Strategi AP I untuk Reborn dan Survival

PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) juga mendapatkan pekerjaan dari Kementerian Sosial untuk mendistribusikan bantuan sosial. “Cukup banyak sekali,” ujarnya.

PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) juga bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM untuk mendistribusikan hasil pertanian dari koperasi ke Jakarta, yang selama masa pandemi tersendat karena adanya PSBB.

“Kami memasok pangan, kami ambil langsung dari petani-petani. Karena petani-petani dan peternak tidak bisa menjual produknya karena jalan ditutup semua, kami ambil, karena kalau logistik lewat jalan tol kami bebas. Kami ambil dan kirim ke UMKM di Jakarta dengan harga yang sangat murah karena kami memotong middle man yang selama ini banyak di beberapa tempat,” ujarnya.

Beruntungnya lagi, dalam kondisi yang sulit ini secara teknologi PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) sudah mempersiapkan infrastruktur digital yang sudah disiapkan pada 2019 lalu. Untuk memperlancar proses kerja sama dengan UMKM, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) menggunakan aplikasi Warung Pangan dan Mitra Warung Pangan. Warung Pangan untuk masyarakat dan Mitra Warung Pangan khusus untuk UMKM.

Baca Juga :   Kadin: Pandemi Menjadi Peluang Membangun Kemandirian Rantai Pasok

“Jadi kalau UMKM ingin beli beras, gula, minyak goreng, tinggal klik di handphone mereka, kita yang antar, kita ambil dari pasar pangan. Kami punya 9 pasar pangan, kami ambil dari mereka,” ujarnya.

Untuk pembayaran, aplikasi ini sendiri sudah bekerja sama dengan perusahaan payment seperti Dana dan LinkAja.

 

1 comment

Leave a reply

Iconomics