BI Catat Aliran Dana Modal Asing Naik Dalam 2 Pekan Pertama Mei 2020

0
74
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gubernur BI Perry Warjiyo:Ist

Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan aliran dana modal asing yang masuk (capital inflow) melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN) di 2 minggu pertama Mei 2020 mencapai Rp 9,02 triliun. Tercatat pada pekan pertama Mei 2020 aliran modal asing itu mencapai Rp 2,87 triliun dan pekan kedua naik menjadi Rp 6,15 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, meningkatnya aliran modal masuk di 2 minggu pertama Mei 2020 menunjukkan tingkat kepanikan global yang disebabkan pandemi Covid-19 semakin mereda. Selain itu, langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam hal penanganan Covid-19 di Indonesia dinilai mampu mendorong masuknya kembali aliran modal asing melalui instrumen SBN.

Perry mengakui bahwa instrumen saham masih mengalami aliran dana keluar (capital outflow) pada 2 minggu pertama bulan Mei 2020. Di mana outflow pada minggu pertama sebesar Rp 2,72 triliun dan outflow pada minggu kedua sebesar Rp 3,19 triliun.

“Yang menjadi isu adalah mengenai saham masih mengalami outflow pada minggu kedua Mei senilai Rp 2,72 triliun serta pada minggu pertama Rp 3,19 triliun,” kata Perry saat telekonferensi pers, Kamis (28/5).

Baca Juga :   Lewat UU PPSK, BI dan OJK Dapat Kewenangan Baru, Apa Saja?

Sementara itu, kata Perry, defisit transaksi berjalan pada Triwulan I/2020 berada pada level 1,42% dari pendapatan domestik bruto (PDB), atau sekitar US$ 3,9 miliar. Salah satu faktor utama yang menyebabkan tingkat defisit ini terjaga di bawah 2% dari PDB karena adanya kenaikan tipis pada nilai ekspor menjadi US$ 41,7 miliar, dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yang hanya sebesar US$ 41,2 miliar.

Sementara terjadi penurunan nilai ekspor menjadi US$ 37,3 miliar dari US$ 39,9 miliar. Akibatnya, neraca perdagangan barang menjadi lebih tinggi, yakni mencapai US$ 4,4 miliar. Sedangkan di periode yang sama di 2019, neraca perdagangan barang hanya sebesar US$ 1,3 miliar.

Perry juga mengatakan, yield dari SBN untuk tenor 10 tahun yang diperdagangkan di pasar sekunder terus mengalami penurunan. Per 26 Mei 2020, yield SBN dengan tenor 10 tahun sebesar 7,22%.  Angka ini jauh menurun ketimbang posisi minggu kedua pada April lalu di mana yield sempat mencapai sekitar 8%.

Baca Juga :   Komisi VI Setujui Tambahan PMN Senilai Rp 17,48 T untuk 2022

Perbedaan tingkat suku bunga untuk SBN 10 tahun dari pemerintah Indonesia dibandingkan dengan obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat mencatat berkisar 6,7%. “Itu menarik dan lebih menarik dari sejumlah negara lain sehingga insyaallah akan membawa masuk aliran modal asing masuk ke depannya,” katanya.

 

 

Leave a reply

Iconomics