BI: Penyaluran Kredit di Masa Covid-19 Lambat karena Risiko Tinggi

0
630
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Bank Indonesia (BI) menilai lambatnya penyaluran kredit perbankan baik di pusat maupun di daerah masih menjadi masalah di sektor keuangan di masa Covid-19. Lambatnya penyaluran kredit itu terjadi karena 2 sisi yaitu penawaran dan permintaan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, saat ini likuiditas di sektor perbankan masih sangat mencukupi dengan adanya berbagai kebijakan makroprudensial. Tetapi risiko kredit akibat situasi ketidakpastian yang berada akibat pandemi memperlambat penyaluran kredit.

“Dari sisi supply perbankan itu likuiditas kan berlebih karena suku bunga kan turun kebijakan-kebijakan makroprudensial dan mikro mendukung serta relaksasi. Dari sisi supply perbankan itu terjaga namun kendala-kendalanya memang karena meningkatnya risiko kredit,” kata Perry dalam acara CMSE 2020 secara daring, Senin (19/10).

Karena itu, kata Perry, BI akan terus mendorong permintaan kredit di masyarakat dan perusahaan melalui mix and match sektor usaha dengan ketersediaan supply perbankan. Seluruh pihak harus bekerja sama dalam mendorong dan mengupayakan terciptanya permintaan kredit di masyarakat.

“Tentu saja ini adalah keterkaitan di faktor demand dari sisi permintaan kredit karena memang kan dampak Covid-19 membuat kegiatan usaha menurun dan ini yang akan terus digenjot dengan absorpsi anggaran pemerintah yang cepat dan produktivitas yang aman. Kita juga berusaha untuk mix and matching-kan antara supply dan demand antara kredit,” kata Perry.

Baca Juga :   Kasus Aktif Covid-19 Kembali Meningkat, Pemerintah Monitor 4-5 Minggu Ke Depan

 Seperti diketahui, BI mencatat penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2020 sebesar Rp 5.520,9 triliun. Angka tersebut hanya tumbuh 0,6% secara tahunan (yoy), atau lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya di Juli 2020 yang tumbuh 1,0%, yoy.

 

Leave a reply

Iconomics