BKPM Fasilitasi Rp 410 T atau 58% dari Total Investasi Mangkrak

0
91
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut sebesar Rp 708 triliun investasi yang sudah masuk ke Indonesia mangkrak. Ada 3 hal yang menjadi penyebab mengapa investasi tersebut mangkrak.

“(Rp 708 triliun) ini sudah masuk, ada yang 2 tahun, ada yang 3 tahun, ada yang 5 tahun, ada yang 7 tahun,” kata Bahlil saat menghadiri acara peluncuran buku secara daring di Jakarta, Senin (13/7).

Bahlil mengatakan, dari 3 penyebab investasi mangkrak itu, pertama karena  alokasi sektoral antara kementerian dan lembaga (K/L). Lalu, peraturan tumpang tindih pada tingkat bupati, walikota, gubernur, dan pusat.

“Apakah mereka salah? Nggak salah. Karena mereka dikasih kewenangan oleh undang-undang otonomi daerah untuk membuat aturan turunannya,” kata Bahlil.

Masalah terakhir yang ditemukan BKPM mangkraknya investasi itu, kata Bahlil, permainan di lapangan. Banyak pelaku bagaikan ‘hantu berdasi’ yang tidak terlihat namun bisa dirasakan, dan menyebabkan investasi menjadi mangkrak.

Sejak menjabat sebagai kepala BKPM hingga akhir Juni 2020 lalu, kata Bahlil, pihaknya telah berhasil memfasilitasi realisasi investasi mangkrak tersebut hingga Rp 410 triliun, atau 58% dari total investasi mangkrak.

Baca Juga :   Dongkrak Investor Ritel, Sinarmas Sekuritas Tetapkan Fee Transaksi Baru

Beberapa proyek investasi yang telah difasilitasi antara lain Rosneft senilai Rp 211,9 triliun, Lotte Chemical senilai Rp 61,2 triliun, dan Vale senilai Rp 39,2 triliun.

Kemudian juga YTL Power senilai  Rp 38 triliun, Hyundai senilai Rp 21,7 triliun, Kobexindo senilai Rp 14 triliun, Nindya senilai Rp 9,5 triliun, Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) senilai Rp5,2 triliun, dan Galempa Sejahtera Bersama Rp 2 triliun.

Selain itu, ada Masdar, Minahasa Cahaya Lestari, dan Sumber Mutiara Indah Perdana (SMIP), masing-masing sebesar Rp 1,8 triliun. Dan terakhir Malindo sebesar Rp 1,1 triliun, serta proyek investasi lainnya senilai Rp 1,4 triliun.

 

 

 

 

Leave a reply

Iconomics