BUMN: Pandemi Covid-19, Momentum Membangun Industri Kesehatan

0
532
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kementerian BUMN berkomitmen untuk membangun industri kesehatan Indonesia untuk menghadapi pandemi Covid-19. Pandemi yang disebut telah mengguncang berbagai aktivitas masyarakat di seluruh dunia.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, upaya melawan Covid-19 merupakan momentum kebangkitan untuk menata sejumlah sektor perekonomian. Terutama menata kapasitas dan kualitas alat kesehatan dalam negeri.

“Adanya pandemi Covid-19 membuat beberapa kegiatan kita menjadi terganggu, namun tanpa disadari hal ini juga menjadi kesempatan bagi kita sebagai bangsa untuk membangun infrastruktur perawatan kesehatan yang lebih baik dan lebih kuat,” kata Erick dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (6/5).

Erick menuturkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengatasi Covid-19. Sejumlah langkah yang telah terukur itu untuk mengatasi tantangan dan hambatan menjadi kesempatan untuk memperkuat fondasi industri kesehatan di Indonesia.

Pandemi ini, kata Erick, menjadi proses pembelajaran bagi seluruh pihak agar mulai berdiri dengan kaki sendiri. Itu sebabnya, agenda Kementerian BUMN bergeser untuk memprioritaskan pengamanan kesehatan nasional dengan mendorong penelitian dan produksi bersama di Indonesia agar industri serta alat kesehatan tidak lagi bergantung dari negara lain.

Baca Juga :   Menteri Erick: Akan Terus Bermunculan Para Anak Muda yang Duduk di Kursi Direksi BUMN

Untuk mewujudkan itu, kata Erick, Kementerian BUMN telah menyiapkan rencana jangka dekat berupa pembentukan holding farmasi BUMN serta mengkonsolidasikan 70 rumah sakit milik negara dan membentuk kluster kesehatan untuk membangun rantai pasokan yang koheren antara perusahaan negara di sektor kesehatan.

Dalam jangka menengah, Kementerian BUMN akan terus memfokuskan upaya untuk meningkatkan kapasitas lembaga penelitian dan pengembangan bangsa untuk penemuan vaksin serta produksi obat-obatan.

“Sedangkan untuk jangka panjang, kami bertujuan agar perusahaan farmasi kami menjadi perusahaan global yang secara efektif mempromosikan kesejahteraan semua orang dan memberikan dampak berkelanjutan dalam perawatan kesehatan Indonesia,” kata Erick.

Dengan langkah-langkah tersebut, Erick optimistis Indonesia tak hanya akan mampu mengatasi pandemi, namun bisa bangkit menjadi kekuatan baru dalam industri kesehatan di Asia dan dunia. BUMN juga terlibat aktif dalam program trace, test dan treat (3T), kata Erick.

Usaha melacak, melakukan pengetesan, dan pengobatan telah dilakukan Kementerian BUMN dengan melibatkan seluruh instrumen kesehatan yang dimiliki oleh perusahaan milik negara.

Baca Juga :   Kemenperin Dorong Para Santri Jadi Wirausahawan

Dalam usaha melacak pandemi Covid-19, Kementerian BUMN telah berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mengembangkan aplikasi seluler yang memungkinkan pengguna menyusun data terkait penyebaran Covid-19 bernama “PeduliLindungi”.

Selain melacak , BUMN terus mendorong tes Covid-19 dengan mendatangkan 19 mesin PCR untuk memproses ribuan hasil tes Covid-19 per jam. Alat ini telah digunakan di rumah sakit BUMN maupun RSUD. Tak hanya itu, BUMN lewat Bio Farma juga berencana untuk memproduksi 50.000 alat diagnostik PCR pada minggu kedua bulan Mei.

Soal ventilator, kata Erick, BUMN PT LEN dan PT DI di bawah supervisi Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN telah bekerja sama dengan berbagai universitas negeri untuk memproduksinya.

“Kami juga sedang berupaya untuk pengembangan vaksin. Perusahaan farmasi kami beserta dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sektor swasta, lembaga pemerintah lainnya dan lembaga internasional sedang dalam proses mengembangkan vaksin. Kami berupaya sekuat tenaga untuk melawan Covid-19 ini,” kata Erick.

 

Leave a reply

Iconomics