Erick: BUMN Belum Ada yang Bisa Produksi Ventilator

0
577
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kementerian BUMN mengakui belum ada perusahaan milik negara yang mampu memproduksi alat bantu pernapasan (ventilator). Karena itu, pemerintah masih berupaya membeli atau mengharapkan bantuan dari negara lain untuk ventilator.

“Saya rasa, kita tidak produksi (ventilator) sendiri, hari ini kita coba membeli dan menerima sumbangan, untuk beli juga kita terus upayakan,” tutur Menteri BUMN Erick Thohir dalam telekonferensi di Jakarta, Senin (6/4).

Karena itu, Erick memastikan, bahwa suatu saat Indonesia akan berupaya memproduksi ventilator. Apalagi berbagai lembaga baik perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Len Industri (Persero) sedang mengembangkan teknologi dan terobosan agar dapat memproduksi alat kesehatan tersebut.

“Kalau bisa kami bantu produksi (ventilator) tentu kami akan lihat, tapi kami tidak bisa bicara sesuatu yang tidak ada datanya, tapi tahap awal kita terima sumbangan,” kata Erick.

Menurut Erick, situasi saat ini justru memicu persaingan untuk mendapatkan alat kesehatan di tingkat global. Bahkan negara maju seperti Amerika Serikat pun sedang mengalami kekurangan alat ventilator sehingga rela membayar hingga dua kali lipat dari harga normal untuk mendapatkan peralatannya.

Baca Juga :   Sosok Dirut Baru Pegadaian Pengganti Kuswiyoto

Oleh karena itu, kata Erick, salah satu fungsi dari pembentukan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adalah untuk mempercepat proses-proses administrasi berkaitan dengan pengadaan alat-alat kesehatan. Pun demikian dengan perlengkapan alat pelindung diri (APD) di rumah sakit, BUMN kesulitan memproduksinya sehingga butuh kerja sama dengan swasta untuk memecahkan masalahnya.

Dari fakta ini, kata Erick, salah satu alasannya mendesak konsolidasi antar-BUMN terutama di sektor rumah sakit dan farmasi agar perusahaan milik negara berperan dalam isu keamanan pangan dan kesehatan di Indonesia.

“Salah satu yang kita bicarakan adalah kita tidak tahu sebagai bangsa ke depan sekuat apa, inilah tesnya. Kita tidak hanya kesehatan tapi juga suplai-demand, dan lain-lainnya kami di BUMN berusaha ingin menjadi bagian agar bisa menangani security,” katanya.

Leave a reply

Iconomics