Gencar Beri Diskon untuk Pertamax dan Pertalite, Konsumsi Premium Terus Berkurang

0
439

Konsumsi premium terus berkurang dari tahun ke tahun. Meskipun secara regulasi, Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kadar oktan 88 ini tidak dihapus, tetapi berbagai upaya marketing dilakukan Pertamina agar masyarakat beralih dengan kesadaran sendiri untuk menggunakan BBM dengan kadar oktan yang lebih tinggi.

Mas’ud Khamid, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (Subholding Commercail & Trading) mengungkapakan tahun 2020 ini, penyaluran Premium yang merupakan bagian dari penugasan pemerintah kepada Pertamina diperkirakan lebih rendah dari kuota yang ditetapkan. Tahun ini kuota penyaluran Premium adalah sebesar 11 juta kiloliter (KL). Hingga September 2020 lalu, sudah disalurkan sebanyak 6,7 juta KL. “Proyeksi kami sampai akhir tahun itu ada di 8,7 juta KL,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin kemarin.

Tren konsumsi premium ini memang terus berkurang karena berbagai upaya marketing yang dilakukan Pertamina. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) No.20 tahun 2017 yang sudah mengamanatkan agar BBM yang dijual minimal memiliki tingkat oktan 91 (RON91).

Sebagai gambaran, pada Januari 2019 rata-rata konsumsi harian Premium adalah 31,6 ribu KL, sedangkan Pertamax sebesar 10,3 ribu KL. Secara keseluruhan, konsumsi BBM pada Januari 2019 sebesar 90.000 KL per hari.

Baca Juga :   Presiden Jokowi Dukung Pertamina Kembangkan Potensi Bisnis di Kenya

Tahun 2020 ini, per September, rata-rata konsumsi Premium per hari turun menjadi 23 ribu KL dan Pertamax meningkat menjadi 10,6 ribu hingga 10,7 ribu KL per hari.

“Ini ada upaya-upaya kami, tetap comply dengan regulasi dan kami berusaha melakukan pola-pola marketing penyaluran premium tepat sasaran sehingga hasilnya premium dari 30 ribu KL per hari, menjadi 23 ribu KL per hari,” ujar Mas’ud.

Dengan menggunakan pendekatan marketing, Pertamina memperkirakan tahun 2024 konsumsi BBM secara total per hari mencapai 106 ribu KL, dimana Pertalite sebesar 61 ribu KL atau 57%. Menariknya, Premium hanya tinggal 13,8 ribu KL per hari, sedangkan Pertamax menjadi 30 ribu KL per hari.

“Jadi nanti di 2024, kalau regulasi tidak berubah hanya mengandalkan pola marketing maka  penjualan Premium akan menjadi 1/3 dari penjualan pertamax,” ujar Mas’ud.

Lantas apa saja upaya marketing yang dilakukan Pertamina?

Hingga saat ini, meski ada regulasi dari KLHK untuk tidak menjual BBM dengan kadar oktan 88, tetapi mempertimbangkan daya beli masyarakat, Pemerintah tetap memberikan subsidi untuk Premium dan menugaskan Pertamina untuk mendistribusikannnya.

Baca Juga :   Inflasi September 2022 Tertinggi Sejak Desember 2014, Penyebabnya Sama

Tetapi upaya-upaya marketing dilakukan peruhaan plat merah ini agar masyarakat beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Saat ini, Pertamina menjalankan program cash back untuk pembelian Pertamax dengan diskon 30% untuk pembelian dengan aplikasi MyPertamina dan LinkAja.

Pertamina juga meluncurkan program Langit Biru yang sudah mulai berjalan di Denpasar, Bali sejak tiga bulan lalu. Dalam program ini, Pertamina memberikan diskon pembelian pertalite sehingga harga per liternya sama dengan Premium untuk dua bulan pertama. Kemudian dua bulan berikutnya diskon  berkurang Rp400 dan dua bulan berikutnya lagi kembali berkurang Rp400.

Pada Oktober ini, program Langit Biru ini mulai dijalankan di Tangerang Selatan. “Ke depan nanti seiring dengan arahan dari Kementerian, kami akan masuk ke seluruh Jawa. Jadi Jawa-Bali kami geber dulu, selanjutnya akan masuk ke wilayah Sumatera, mulai dari Sumbar, Palembang dan seterusnya,” ujar Mas’ud.

Ada pun kriteria kota yang mengikuti program Langit Biru ini adalah, pertama masyarakatnya mempunyai daya beli yang cukup untuk membeli BBM yang lebih tinggi. Kedua, konsumsi premium di kota tersebut masih sangat tinggi.

Baca Juga :   Dirut Pertamina: Ketersediaan LPG 3 Kg Terus Dipastikan Aman

Dalam program ini, tidak semua konsumen akan mendapatkan diskon harga Pertalite. Diskon hanya diberikan kepada semua pengguna motor, dengan catatan kemungkinan ke depan motor dengan kapasias mesin (CC) besar akan dikurangi diskonnya. Konsumen lain yang mendapatkan diskon harga ini adalah seluruh angkot plat kuning dan taksi plat kuning. “Mobil-mobil di luar itu tetap mendapatkan Pertalite harga normal,” ujarnya.

Selain dengan berbagai diskon harga yang ditawarkan, untuk memudahkan masyarkat mendapatkan BBM dengan oktan tinggi, Pertamina membuka PertaShop atau Pertamina Shop yang menjual Pertamax dengan harga sama seperti di SPBU. PertaShop ini mirip-mirip Pertamini yang banyak berada di masyarkat saat ini.

Ada pun kriteria lokasi pembangunan PertaShop ini adalah berjarak 10 km dari SPBU atau di tempat itu sudah ada SPBU milik kompetitor. Selain itu, yang tak kalah penting bisa dilalui oleh mobil tanki Pertamina. “Harapan ke depannya PertaShop ini bisa masuk ke setiap desa,” ujarnya.

 

Leave a reply

Iconomics