Ini BUMN yang Dapat PMN hingga Dana Talangan karena Covid-19

Kementerian BUMN menyebutkan perusahaan-perusahaan milik negara membutuhkan penyertaan modal negara (PMN) sebagai modal kerja dan juga untuk menuntaskan proyek infrastruktur yang sedang berjalan. Khusus untuk PT Hutama Karya (Persero) dibutuhkan PMN senilai Rp 7,5 triliun.

“Ini untuk menyelesaikan ruas jalan tol Pekanbaru-Padang senilai Rp 4,3 triliun dan ruas jalan tol Simpang Indralaya-Muara Enim senilai Rp 3,2 triliun,” tutur Menteri BUMN Erick Thohir ketika rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (15/7).

Erick mengatakan, pembangunan infrastruktur ini menjadi penting untuk terus membangun logistik agar menekan kesenjangan ekonomi di Pulau Sumatera. Dengan begitu tidak selalu bergantung ke Pulau Jawa.

Sementara PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) yang juga mendapatkan PMN senilai Rp 6 triliun berkaitan dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Dana ini guna menjalankan tugas memberikan jaminan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi tanggung jawab PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) dan PT Jaminan Kredit Indonesia (Persero).

“Ini payung hukumnya PEN (UU Nomor 2 tahun 2020),” kata Erick.

Di samping itu, perusahaan milik negara yang mendapat PMN adalah PT PNM (Rp 2,5 triliun), dan PT ITDC (Rp 500 miliar). Sementara dana tambahan berbentuk dana talangan investasi diberikan kepada Perum Bulog (Rp 13 triliun), PT Garuda Indonesia Tbk (Rp 8,5 triliun), PT Perkebunan Nasional (Rp 4 triliun), PT KAI (RP 3,5 triliun), PT Krakatau Steel (Rp 3 triliun) dan Perum Perumnas (Rp 650 miliar).

“Untuk PNM Mekaar (PNM) itu akan mendanai sekitar 6 juta nasabah yang terdiri atas ibu-ibu yang punya kredit Rp 4 juga hingga Rp 20 juta tanpa agunan. Kita tak ingin ultra-mikro tumbang. Sementara ITDC juga sudah dapat pinjaman jangka panjang dari Asian Infrastructure Investment Bank selama 35 tahun,” kata Erick.