Konvensi Nasional Humas 2020, Praktisi Humas Harus Adaptif, Inovatif dan Kolaboratif

0
975
Reporter: Petrus Dabu

Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) menggelar Konvensi Nasional Humas (KNH) pada 4-5 Desember nanti. Berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, KNH tahun ini akan dilakukan secara virtual karena masih tingginya penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Boy Kelana Soebroto, Ketua Panitia KNH 2020 mengatakan meski digelar tanpa tatap muka secara langsung, tetapi tidak mengurangi makna dan tujuan diselenggarakannya konvensi tahunan ini. Konvensi ini tetap diharpkan menjadi ajang untuk membangun jaringan (networking) diantara para praktisi humas, sekaligus menjadi wadah untuk berbagi ilmu, perspektif, pemikiran dan juga pengalaman untuk menghadapi tantangan saat ini dan di masa depan.

“Kami juga ingin mengajak praktisi humas untuk memiliki perspektif adapatif, inovatif, dan kolaboratif. Adaptif terhadap perubahan yang konstan ini, kemudian juga inovatif dalam mencari solusi melaui startegi dan eksekusi yang kreatif dan kolaboratif melalui tim work,” ujarnya saat acara Kick Off Road to KNH20, Rabu (23/9).

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, praktisi humas juga diharapkan tetap konsisten membangun narasi-narasi Indonesia Berbicara Baik sebagai bagian dari kontribusi untuk bangsa dan negara. “Dan tentunya praktisi humas dan Perhumas Indonesia memiliki semangat nasionalisme maupun optimisme dan semangat pantang menyerah yang akan direalisasikan dengan kontribusi kita,” ujarnya.

Baca Juga :   Hadapi Tantangan Perubahan dan Paradigma Baru, Ini Saran Moeldoko ke Perhumas

Agung Laksamana, Ketua Umum Perhumas mengatakan tantangan yang dihadapi praktisi humas bertambah banyak. Pada tahun 2020 ini, menurutnya ada empat tantangan yang dihadapi praktisi humas yaitu perkembangan industri 4.0 dengan artificial intelligence dan robotic-nya, disrupsi industri, konvergensi media yang luar biasa dan sekarang pandemi Covid-19.

“Ini penuh tantangan, tetapi di sinilah titik temunya bahwa kita Perhumas komit untuk menyelesaikan Konvensi Nasional karena kita ingin memajukan profesionalisme Perhumas Indonesia. Kami sangat setuju dan sepenuhnya mendukung visi pemerintah untuk membuat SDM unggul dan Indonesia maju. Kalau kita izin tambahkan sedikit dalam visi tersebut, jika SDM humas unggul, Indonesia mungkin akan jauh lebih maju,” ujar Agung.

Bey Triadi Machmudin, Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Biro Pers, Media, dan Informasi, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, mengatakan adaptasi adalah kunci dalam  menghadpai pandemi ini sebagai konsekuensi dari perubahan yang terjadi begitu cepat. Pertemuan-pertemuan yang semula biasanya dilakukan tatap muka mislanya kini terpaksa harus dilakukan secara virtual.

Baca Juga :   Trust dan Peran Kunci Internal PR di Era Covid-19

Salah satu contoh adaptasi yang dilakukan di lingkungan istana misalnya saat perayaan 17 Agustus lalu. Perayaan ini biasanya dihadiri banyak masyarkat dan undangan. Tetapi karena Covid-19 terpaksa formatnya diubah, bahkan pasukan di lapangan yang biasanya berjumlah ratusan berkurang menjadi hanya 20 orang. Demikian juga Paskibraka, biasanya ada pasukan 17-8-45 menjadi hanya tiga orang.

“Tetapi yang menarik adalah kami justru berhasil mengundang masyarakat secara virtual dan itu berjumlah 17.845 peserta,” ujar Bey.

Bey mengatakan selama pandemi ini banyak kegiatan istana yang dilakuan secara virtual, termasuk tak ada lagi wartawan yang hadir secara fisik di istana dan dalam berbagai kegiatan presiden. “Kami mensiasatinya dengan live streaming. Jadi semua acara presiden kami live streming sehingga wartawan tidak kekurangan berita. Foto kami share-kan kepada wartawan,” ujarnya.

 

Leave a reply

Iconomics