Lippo Karawaci Percaya Diri Bisa Lewati Badai Sulit Akibat Virus Corona

0
1205
Reporter: Petrus Dabu

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) percaya diri bisa menghadapi badai akibat pandemi virus Corona baru (Covid-19). Perusahaan properti milik taipan Mochtar Riady ini menyatakan sudah melakukan sejumlah aksi korporasi yang mendukung keuangan dan bisnis perusahaan bisa melewati kondisi sulit ini.

Langkah-langkah yang telah diambil diklaim membuat LPKR dalam posisi yang kuat untuk secara efektif mengambil tindakan yang diperlukan menghadapi ketidakpastian pasar yang senantiasa berubah akibat pandemi novel virus corona (Covid-19).

Di tingkat perusahaan induk, Lippo Karawaci saat ini memiliki lebih dari Rp3,5 triliun dalam bentuk tunai, dalam mata uang USD dan SGD. Tingkat utang bersih terhadap ekuitas Perseroan saat ini hanya 21% sehingga Perseroan merasa berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi dampak pandemi global.

Selain itu, LPKR juga telah melakukan sejumlah inisiatif sejak 1 Januari 2020, meliputi:

Pertama, Lippo Cikarang (kepemilikan 81%) berhasil meluncurkan Waterfront Estates, proyek perumahan tapak terbaru. Klaster pertama telah terjual habis sehingga kemudian membuka penjualan unit di klaster 2. Secara total, Perseroan menjual lebih dari 304 rumah senilai Rp 262,6 miliar, dengan nilai masing-masing rumah berkisar di antara Rp 499 juta hingga Rp1,5 miliar, dengan total tanah seluas 25.803 meter persegi. Hasil penjualan tersebut melampaui target awal yaitu 250 rumah.

Baca Juga :   Matahari Departement Store akan Tambah 7 Gerai Toko Sampai Akhir 2022

Kedua, Perseroran juga berhasil mendivestasi seluruh saham di First REIT yang dimulai sejak Juni 2019 dan selesai pada Februari 2020. Pada kuartal pertama 2020 saja, aksi korporasi tersebut menghasilkan Rp 322 miliar. Total penjualan sejak dimulainya aksi korporasi pada Juni 2019 telah menghasilkan Rp 851,7 miliar.

Ketiga, menyesuaikan strategi lindung nilai (hedging) di awal kuartal pertama 2020 ketika nilai tukar USD/Rupiah berada pada Rp 13.700 per US Dollar. Dari transaksi hedging ini, Perseroran menghasilkan sekitar USD60 juta dengan memindahkan hedging dari Rp15.000 ke Rp 17.500 untuk nilai pokok obligasi Perseroran.

Keempat, Perseroran berhasil menghapus semua obligasi yang jatuh tempo hingga 2025 melalui pembiayaan kembali obligasi senilai USD 425 juta dari tahun 2022 menjadi tahun 2025.

Kelima, mengamankan pinjaman modal kerja senilai Rp 700 miliar dengan bank lokal besar pada Maret 2020. Pinjaman akan menyediakan likuiditas tambahan bagi Perseroan, jika diperlukan.

Keenam, mengeksekusi sejumlah inisiatif penghematan biaya yang dipercaya akan menurunkan biaya operasional pada tahun fiskal 2020. Inisiatif juga akan menargetkan pengurangan lebih lanjut dalam hal biaya operasional, belanja modal dan modal kerja.

Baca Juga :   DPR Kunjungi Proyek Meikarta, Manajemen Lippo Janji Kembalikan Uang Konsumen

“Dalam masa yang penuh ketidakpastian ini, kami telah membuat sejumlah keputusan yang menempatkan Lippo Karawaci di posisi terbaik bagi para karyawan, pelanggan, dan pemegang saham kami, ”kata John Riady, CEO Lippo Karawaci dalam siaran pers, Senin (30/3).

“Selama tiga bulan terakhir, kami telah secara proaktif mengambil langkah-langkah untuk memperkuat fleksibilitas keuangan kami dan hal ini nantinya akan membantu kami menavigasikan diri secara efektif untuk melalui suatu situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya.

Minggu ini, Perseroan telah mengumumkan pengurangan jam operasional di berbagai mal-mal dan hotelhotel. Aksi ini diklaim akan menghasilkan strategi penghematan biaya untuk tiga bulan ke depan. “Ke depannya, bisnis-bisnis kami akan terus melayani para pelanggan sembari secara aktif mempromosikan dan mengedukasi pelanggan tentang praktik menjaga jarak sosial dan kebersihan,” tutup John.

Leave a reply

Iconomics