Home›Art of Execution›Pendapatan Tumbuh 1,3%, Laba Bersih Telkom (TLKM) Tahun 2023 Naik 18,3% Menjadi Rp24,56 Triliun

Pemerintah Tempuh 2 Jalur Ini untuk Produksi Vaksin Covid-19

October 22, 2020

474

Tangkapan layar YouTube, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto dalam sebuah diskusi di BNPB, Kamis (22/10)/Iconomics

Pemerintah akan menempuh 2 jalur dalam hal pengadaan vaksin Covid-19. Jalur pertama akan ditempuh secara mandiri dengan mengembangkan vaksin Merah Putih yang kemungkinan risetnya baru akan rampung pada Kuartal II/2021.

“Jalur kedua menempuh kerja sama internasional dengan beberapa perusahaan antara lain Sinovac (Tiongkok), Sinopharm kolaborasi bersama perusahaan teknologi kesehatan G42 Uni Emirat Arab, Cansino (Tiongkok) dan AstraZeneca yang dikembangkan Universitas Oxford,” kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto dalam sebuah diskusi di BNPB, Kamis (22/10).

Airlangga mengatakan, dari hasil kerja sama ini, alokasi disiapkan ke Indonesia dari Sinovac 3 juta vaksin. Dan jumlah ini diharapkan masuk akhir tahun ini. Kemudian, ada pula yang masuk berbentuk bahan baku yang juga diharapkan masuk akhir tahun ini.

“Itu 15 juta dan akan diproduksi di PT Bio Farma(Persero). Sinopharm dalam bentuk vaksin mandiri 15 juta. Cansino 100 ribu. Seluruhnya akses disiapkan dan pemerintah sudah mengeluarkan peraturan presiden terkait dengan pembelian vaksin dan sekarang disiapkan peraturan menteri kesehatan,” kata Airlangga.

Airlangga mengatakan, metode pembelian vaksin itu perlu dibuatkan regulasi agar tepat sasaran, tepat jumlah dan bisa mengakses kelompok-kelompok prioritas pada akhir tahun ini. Kemudian, pemerintah juga menyiapkan perencanaan, masterplan dan roadmap dari 2021 dan 2022.

Pada akhir tahun ini, kata Airlangga, diharapkan ada 3 juta vaksin yang siap digunakan. Agar vaksin itu bisa digunakan pada akhir tahun ini masih ada tahapan sertifikasi yang perlu dilakukan. Itu sebabnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengirimkan timnya ke pabrik Sinovac di Tiongkok.

“Yang diproduksi di Bio Farma juga perlu disertifikasi. Jika sudah memenuhi syarat semua baru bisa disertifikasi sehingga ada persiapan imunisasi. Jadi memang akan memakan waktu,” kata Airlangga.