Presdir JNE: Penjual Online Kini Tak Lagi Hanya Andalkan Marketplace

0
226

Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohamad Feriadi mengatakan para penjual online (seller) kini menggunakan berbagai macam saluran daring untuk memasarkan produknya. Meski demikian, JNE sebagai penyedia physical delivery tetap berada di dalam ekosistem tersebut.

“Kalau dulu banyak sekali seller-seller dalam berjualan andalannya selalu berjualan melalui marketplace. Seakan-akan di situ menjadi satu-satunya pilihan. […] Apa yang kita lihat sekarang fenomenanya, banyak juga seller ini sekarang sudah mencari alternatif-alternatif lain,” ujar Feriadi ketika menjadi pembicara dalam Indonesia Industry Outlook #IIO2021 Conference secara daring dengan tema: 2021: It’s Time to Win-Back “Reimagine, Recover, Regain” yang diselenggarakan oleh Inventure, Kamis (5/11).

Selain tetap membuka toko di markeplace, para seller ini menurutnya Feriadi juga membuat web store sendiri. Ada juga yang memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram.

“JNE di satu  sisi  kita yang awalnya lebih banyak melayani marketplace, hari ini JNE bukan hanya melayani marketplace, tetapi JNE juga melayani tadi, seller-seller atau UKM-UKM yang sekarang ini berjualan melalui media-media yang lain,” ujarnya.

Baca Juga :   Berikan Layanan Terintegrasi, DANA Rangkul Shipper untuk Jasa Pengiriman

Feriadi mengatakan apa pun media daring untuk melakukan penjualan, JNE tetap dibutuhkan sebagai penyedia physical delivery. “Makanya sekarang JNE banyak melakukan pendekatan dengan komunitas-komunitas, dengan UKM-UKM, mengedukasi mereka, dengan harapan di mana pun mereka berjualan, kalau bisa mengirimnya tetap menggunakan JNE,” ujarnya.

JNE, katanya, memiliki kelebihan yaitu mempunyai jaringan yang saat ini tersebar di berbagai tempat sehingga memudahkan baik seller itu sendiri maupun pembeli.

Selama pandemi Covid-19, Feriadi mengatakan tidak semua pelaku industri jasa pengiriman bisnisnya tumbuh. Tetapi tergantung pada bisnis modelnya.

“JNE kebetulan memang memiliki beberapa kombinasi layanan. Ada layanan yang sifatnya B to B, ada layanan yang sifatnya C to C atau B to C. Pada saat PSBB dimulai banyak perkantoran mengurangi aktivitasnya. Banyak pabrik juga sudah mulai mengurangi produksinya. Akibat dari ini tentu dari sisi distribusi juga akan mengalami perlambatan,” ujarnya.

Untuk JNE sendiri, untuk bisnis model B to C dan C to C tetap tumbuh karena selama pandemi banyak toko offline yang tutup dan sebaliknya toko online tumbuh pesat sehinggra traffic di jasa pengiriman pun naik. Selain itu, pandemi juga telah mendorong terjadinya perubahan prilaku masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok. Bila sebelumnya kebutuhan pokok dibeli di supermarket offline, selama pandemi kecenderungannya dilakukan di toko online.

Baca Juga :   Membidik Lokasi Strategis, JNE Karawang Berkolaborasi dengan Grand Taruma Commercial

“JNE kebetulan karena bisnis modelnya yang tadi ada yang C to C, ada yang B to C, inilah sektor yang sekarang ini tetap bisa menjadi andalan kami. Dan bersyukur lagi karena memang sejak awal pemerintah, memberikan dispensasi sehingga ini membuat kami semakin confidence dalam menjalankan bisnis ini,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics