Strategi Djony Bunarto Tjondro Nahkoda Baru Astra Berselancar di Tengah Pandemi

0
1615
Reporter: Petrus Dabu

Estafet kepemimpinan baru saja terjadi di PT Astra International Tbk. Setelah kurang lebih 10 tahun menahkodai Astra, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menggeser posisi Prijono Sugiarto dari Presiden Direktur.

Prijono yang resmi menjadi Presiden Direktur pada 1 Maret 2010 kini didapuk menjadi Presiden Komisaris Astra. Sedangkan posisinya sebagai Presiden Direktur digantikan Djony Bunarto Tjondro.

Banyak tantangan di depan mata yang sedang dan harus dihadapi oleh Djony Bunarto sebagai nakodah baru. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, diakuinya tak hanya memukul industri otomotif yang menjadi bisnis utama Astra tetapi juga lini bisnis lainnya.

Tetapi Djony bukanlah orang baru di Astra. Pria kelahiran 1964 ini sudah menjadi Wakil Presiden Direktur Astra sejak April 2019 dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perseroan dari tahun 2015 sampai dengan 2019.

Djony bergabung dengan Astra pada tahun 1990. Di Astra ia sudah menduduki sejumlah jabatan strategis seperti Presiden Komisaris PT Toyota-Astra Motor dan PT Pamapersada Nusantara serta Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk, PT United Tractors Tbk, PT Astra Honda Motor dan PT Astra Sedaya Finance.

Baca Juga :   Kinerja Keuangan Tancap Gas di Awal Tahun, Bos Astra Beberkan Prospek Ke Depan

Jebolan Fakultas Teknik (jurusan Teknik Mesin) Universitas Trisakti pada tahun 1989 ini juga pernah menjadi Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance (2009-2013), Chief Executive PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation (2013-2018), Presiden Komisaris PT Astra Otoparts Tbk (2015-2018), Wakil Presiden Komisaris PT Astra Daihatsu Motor dan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (2016-2018).

Bagaimana Strategi Hadapi Pandemi?

Kelesuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dirasakan semua entitas bisnis termasuk konglomerasi seperti PT Astra International Tbk (ASSI). Djony mengakui tak hanya sektor otomotif, tetapi lini bisnis Astra yang lain juga terkena dampaknya.

“Memang kalau kita lihat yang paling cepat, yang paling intens kena dampaknya adalah kendaraan bermotor,” ujar Djony usai RUPST, Selasa (16/6).

Djony mengatakan pada Mei lalu penjualan kendaraan roda empat hanya sekitar 17.000 unit secara ritel. Tetapi, Juni ini menurutnya penjualan kembali membaik. “Sudah naik dibandingkan bulan Mei. Kami harapkan dengan adanya PSBB transisi yang diterapkan oleh gubernur mudah-mudahan kita akan cepat pulih,” ujarnya.

Baca Juga :   Astragraphia Bukukan Laba Bersih Kuartal I-2022 Sebesar Rp16 Miliar

Djony mengatakan kontribusi sektor otomotif untuk grup Astra sendiri berkisar 45% hingga 50%. “Jadi, yang terdampak kalau bisa saya sampaikan terhadap pandemi ini bukan hanya kendaraan bermotor tetapi juga bisnis-bisnis lain,” ujarnya.

Lantas bagaimana strategi Astra menghadapi kondisi ini? Djony mengatakan sejak kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pemerintah pada Maret lalu, Astra melakukan sejumlah hal di seluruh unit bisnisnya.

Pertama, kedisiplinan dalam hal pengolahan finansial. Dalam hal ini, Astra melakukan revisi atas rencana belanja modal tahun ini. “Tentunya dalam situasi masih pandemi seperti ini dimana semua bisnis turun, konservasi daripada kas sangat penting,” ujarnya. Belanja modal hanya dilakukan untuk hal-hal yang dinilai sebagai prioritas.

Selain belanja modal, kedisplinan pengolahan finansial juga terkait dengan belanja operasional. ”Tentunya pengolahan-pengolahan biaya [yang] tidak perlu, yang kita rasa tidak urgen, kami coba tekan semampu kami,” ujarnya.

Kedisiplinan pengolahan finansial juga adalah menjaga likuiditas atau cash flow di seluruh unit bisnis.

Djony mengatakan selain disiplin dalam pengolahan finansial, di masa krisis ini adalah selalu menjaga supaya bisnis yang hari ini dimiliki Astra tetap mempertahankan cost leadership. “Operation excellence yang kami sudah bangun bertahun-tahun tentunya harus kami pertahankan,” ujar Djony.

Baca Juga :   United Tractors Beri Edukasi Kesehatan untuk Pelajar di NTT

Strategi ketiga lanjut Djony adalah mencari peluang-peluang baru di tengah krisis ini. “Kita tidak boleh terlena dengan situasi pandemi yang terjadi hari ini. Kami juga melihat apa pun yang punya potensi untuk berkembang secara jangka panjang tetap akan kami perhatikan,” ujarnya.

 

Leave a reply

Iconomics