Telefast Indonesia Tbk, Mempertahankan Kinerja Positif Tanpa Bakar Duit

0
225
Reporter: Petrus Dabu

Bakar duit (burning cash) menjadi strategi kebanyakan perusahaan rintisan (startup) untuk melakukan ekspansi bisnis. Tetapi strategi burning cash ini bukan pilihan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS).

Alih-alih bakar duit, startup penyedia solusi ketenagakerjaan (human resources/HR) ini sudah membukukan laba bersih, meski pada kuartal pertama 2020 lalu pertumbuhan laba bersihnya mengalami kontraksi cukup besar.

Total pendapatan yang diperoleh sepanjang kuartal pertama 2020 adalah sebesar Rp146,86 miliar tumbuh 8,85% year on year (yoy). Sedangkan laba bersih anjlok 57,79% yoy menjadi Rp2,4 miliar.

Meski belum menyampaikan data detilnya, Jody Herdian, Direktur Utama Telefast mengatakan untuk kinerja semester pertama 2020 ini masih cukup bagus. “Secara garis besar kita cukup bagus, dengan kondisi saat ini, tidak mudah bagi perusahaan-perusahaan startup ini untuk tetap positif. Syukur bagi kita sendiri, saat ini kita masih profitable,” ujarnya pada saat paparan publik, Selasa (21/7).

Jodi mengatakan Covid-19 tentu berdampak bagi performance bisnis semua perusahaan termasuk Telefast. “Cuma bedanya di Telefast dampaknya itu tidak terlalu berpengaruh secara besar. Karena buat kita sendiri dengan cepat rebound, kita comeback dengan baik. Dan kita revenue dan lain-lainnya masih tetap positif,” ujarnya.

Baca Juga :   East Ventures dan Royal Group Berikan Pendanaan kepada Startup Bioteknologi Kesehatan

Jodi menuturkan berbeda dengan kebanyakan perusahaan rintisan yang melakukan strategi bakar duit (burning cash), Telefast justru mengembangkan jaringan dan menyediakan solusi.

“Kita tidak bakar ini, bakar itu, tetapi kita fasilitasi orang-orang yang butuh, kita kasih fasilitas. Ibaratnya kita ini jembatannya, fasilitatornya, tanpa harus burning cash untuk melakukan sesuatu tetapi orang sudah bisa mencari dan menggunakan digitalisasi yang kita punya,” ujarnya.

Salah satu yang dikembangkan Telefast adalah jaringan Sobat KerjaKu yang saat ini sudah tersebar di sekitar 8.800 toko ritel. Ini adalah salah satu solusi yang ditawarkan Telefast bagi para pencari kerja. Melalui solusi ini, para pencari kerja bisa mengisi data diri untuk kebutuhan mencari kerja. Data tersebut akan tersimpan di database Telefast dan akan dihubungkan dengan perusahaan pencari kerja.

Untuk mengisi data diri tersebut, pencari kerja tinggal mendatangi toko-toko ritel yang sudah memiliki barcode milik Telefast. Barcode tersebut di-scan, lalu akan muncul formulir untuk mengisi data diri mulai identitas diri, pendidikan hingga pengalaman kerja. Dengan solusi Sobat KerjaKu ini, pencari kerja tak perlu lagi meng-upload biodata (CV) melalui website atau job portal.

Baca Juga :   Mandiri Capital Indonesia Membuka Peluang Startup Masuk ke Grup Mandiri, Simak Programnya

Solusi sobatkerjaku ini melengkapi job portal yang dimiliki Telefast saat ini yaitu Bilik Kerja. Jodi mengatakan ke depan, masih terbuka kemungkinan bagi Telefast untuk melakukan akuisisi job portal untuk menambah portofolionya. Karena menurutnya, seperti bisnis pada umumnya, bisnis di bidang solusi ketenagakerjaan atau HR juga memiliki dua sisi yaitu supply dan demand. Dari sisi supply, perusahaan menyediakan berbagai solusi digital bagi pencari kerja untuk bisa terhubung dengan perusahaan yang butuh tenaga kerja.

Sedangkan dari sisi demand, Telefast memiliki Telefast Agen. Melalui Telefast Agen ini, pihaknya menjalin kerja sama dengan sebanyak mungkin perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. “Ini kita berusaha kita kumpulkan melalui Telefast Agen. Jadi kayak tim marketing yang kita kembangkan,” ujarnya.

Jodi mengatakan saat ini, ketika ekonomi kembali mulai berangsur-angsur pulih setelah lesu karena Covid-19, peran perusahaan penyedia solusi ketenagakerjaan seperti Telefast sangat dibutuhkan untuk menjembatani pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

“Mungkin perusahaan-perusahaan kemarin terpaksa melakukan efisiensi segala macam dan dengan kondisi perekonomian yang sudah kembali membaik, butuh orang-orang lagi. Harapannya kitalah yang bisa menjembatani kedua pihak tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :   Startup Pertanian Berkelanjutan Koltiva Peroleh Pendanaan Seri A dari AC Ventures Dkk

 

Leave a reply

Iconomics