BI: Skenario Terburuk Kurs Rupiah karena Pandemi Covid-19 Tidak Akan Terjadi

0
485
Reporter: Leo Farhan

Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah tidak akan mencapai Rp 20 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Meski wabah virus corona menekan nilai tukar rupiah, BI tetap berjuang keras agar nilai tukar tersebut tetap terjaga.

Karena itu, kata Gubernur BI Perry Warjiyo, masyarakat tidak perlu panik dan tetap tenang dalam menghadapi dampak wabah virus corona ini. BI memastikan bahwa skenario terburuk terhadap nilai tukar rupiah karena wabah virus corona tidak akan pernah terjadi.

“Skenario yang berat ataupun sangat berat sebagai suatu forward looking, yang artinya kita antisipasi supaya tidak terjadi. Kita usahakan tidak akan menyentuh nilai kurs hingga Rp 20 ribu, kita antisipasi supaya tidak terjadi,” kata Perry ketika Komite Stabilitas Sitem Keuangan (KSSK) mengadakan live streaming di Jakarta (1/4).

Perry menuturkan, nilai tukar rupiah saat ini sudah memadai dan berada di level cukup aman dan memadai. Nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 20 ribu per dolar AS hanya merupakan proyeksi terburuk dan tentu saja akan dihindari KSSK.

Baca Juga :   BNI Terbitkan AT-1 Bond US$600 Juta

“Saya ulangi, rupiah pada saat ini sudah memadai. Skenario adalah sebagai forward looking supaya tidak terjadi. BI akan terus menjaga nilai tukar rupiah,” kata Perry.

Menurut Perry, BI masih bisa memastikan kondisi nilai tukar rupiah untuk tetap terjaga yang saat ini berada di kisaran 16.400 per dolar AS. Itu terjadi karena BI selalu mengintervensi pasar agar nilai tukar mata uang tidak terjerembab lebih dalam.

BI juga telah menambah likuiditas perbankan melalui pelonggaran batas cadangan kas perbankan di bank sentral nasional yang lebih dikenal dengan Giro Wajib Minimum (GWM). Pelonggaran tersebut setidaknya BI mengeluarkan likuiditas ke bank sebanyak Rp 74 triliun dalam denominasi rupiah dan US$ 3,2 miliar dalam denominasi valuta asing.

Semua itu, kata Perry, untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang kemungkinan masih bergerak fluktuatif karena besarnya aliran modal asing yang keluar  dari Indonesia. BI mencatat aliran dana asing yang keluar mencapai Rp 167,9 triliun pada periode 20 Januari hingga 30 Maret 2020.

Baca Juga :   OJK akan Atur Bank Digital dalam POJK Bank Umum

Dalam pertemuan digital KSSK itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, skenario terburuk perekonomian Indonesia sebagai dampak wabah virus corona yaitu tergerusnya nilai tukar rupiah. Kurs diperkirakan bisa tembus Rp 20 ribu per dolar.

Sementara untuk tahun ini, skenario terburuk kurs rupiah, kata Sri Mulyani, bisa mencapai Rp 17.500 per dolar AS. Prediksi jauh lebih tinggi dari target di APBN 2020 yang menetapkan nilai tukar rupiah sekitar 14.400 per dolar AS.

Leave a reply

Iconomics