BUMN Siap Beli Ventilator Buatan Lokal Asal Sesuai Standar

0
482
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kementerian BUMN bersedia membeli alat bantu pernapasan alias ventilator yang diproduksi di dalam negeri. Yang penting ventilator buatan dalam negeri itu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kebutuhan ventilator di Indonesia semakin mendesak. Karena itu, dibutuhkan sumber alternative di luar dari bantuan dan impor dari luar negeri. Alternatif pengadaan ventilator itu mungkin saja diproduksi dari perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Kepala BNPB (Doni Monardo) menyampaikan alternatif pembuatan ventilator lokal ada di UI, ITB, kami siap saja untuk membelinya. Hal ini bisa ditanyakan ke Menperin (Menteri Perindustrian Agus Gumiwang) sebagai pengawas dan pembina, kita siap saja. Kalau ada, kita bisa beli dan pergunakan,” kata Erick melalui telekonferensi pers di Jakarta, Selasa (7/4).

Selain Kementerian Perindustrian, kata Erick, perizinan terhadap kelayakan alat alternatif ventilator tersebut juga dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Apabila Kementerian Kesehatan menyebutkan alat itu sudah sesuai dengan standar, maka BUMN siap membeli dan menyalurkan peralatan tersebut kepada 35 rumah sakit rujukan pasien Covid-19 milik BUMN.

Baca Juga :   BUMN Diminta Siap Hadapi New Normal, Telkom: Iterasi dan Inovasi Kuncinya

Erick mengatakan, pasokan ventilator dari luar negeri sudah mulai berdatangan. Meski baru bisa memenuhi separuh dari total kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan ventilator terus bertambah seiring meningkatnya pasien positif corona yang sedang dalam perawatan.

“Kalau kita lihat rumah sakit BUMN itu ada 611 tempat ICU. Hari ini mungkin dengan segala cara kita baru ada 50%. Kalau 50% bisa dari kita, bisa beli lokal, asal standarnya sesuai,” kata Erick.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya mendapat tugas dari Erick untuk mengitari hingga ke ujung dunia untuk mencari ventilator. Bahkan untuk mendapatkan ventilator itu, Budi telah menghubungi CEO Space-X dan Tesla, Elon Musk.

Kekurangan ventilator ini, kata Budi, tidak hanya dirasakan Indonesia, tapi juga negara besar seperti Amerika Serikat. Saat ini hanya Tiongkok dan Rusia yang mampu menyediakan peralatan tersebut.

“Realistisnya AS sendiri kekurangan ventilator banyak sekali. Saya dengar yang bisa memasok dan membangun ventilator itu Tiongkok dan Rusia. Ini karena tugas pak Menteri saja suruh cari sampai pelosok negeri, ya saya cari sampai ke manapun kita cari,” kata Budi.

Leave a reply

Iconomics