Di Masa Pandemi, 2 Startup Ini Justru Tumbuh Secara Positif

0
1196
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Perusahaan rintisan (startup) terutama di bidang kesehatan berkembang pesat di masa pandemi Covid-19. Terlebih startup seperti Halodoc menyediakan layanan berupa telekonsultasi, pengiriman obat dan bahkan drive through rapid testing.

Karena itu, kinerja Halodoc pada masa pandemi Covid-19 ini berbuah positif.  CEO Halodoc Jonathan Suddharta mengakui hal tersebut. Buktinya Halodoc mengalami pertumbuhan dari sisi volume transaksi sebesar 600% hingga 700% dan peningkatan hingga 20 kali lipat dari sisi pendapatan sejak pandemi merebak di Indonesia.

“Jadi kondisi saat ini bagi perusahaan seperti Halodoc, kami memudahkan akses bicara dengan dokter, mendapat obat dan bahkan mendapat akses rapid test, ini justru sesuatu berimbas positif dari sisi transaksi dan nilai ekonomi kita,” kata Jonathan saat menghadiri acara webinar secara virtual, Jumat (19/6).

Meski terjadi lonjakan yang cukup signifikan dengan merebaknya pandemi, sebagai perusahaan yang telah dibangun sejak 2016, Halodoc siap mengantisipasi potensi peningkatan skala terhadap platform. Soal ini, kata Jonathan, fokus perusahaan meningkatkan kapasitas teknologi platform sehingga tidak terjadi gejolak dari sisi akses terhadap dokter dan dari segi kualitas pelayanan.

Baca Juga :   Ekonom Bank Mandiri: Tantangan Perbankan Masih soal Restukturisasi Kredit Nasabah

“Kita tidak ada glitch dari segi supply dokter dan dari operasional excellence-nya kita masih bisa growth seperti yang diharapkan. Jadi rating kita enggak turun. Thumbs up kita malah naik dari 97% ke 99%. Boleh dibilang kami bersyukur karena punya 4 tahun untuk belajar terlebih dahulu,” kata Jonathan.

Selain Halodoc, e-commerce sektor bahan pangan, TaniHub pun mengalami perkembangan yang menarik. CEO Tanihub Ivan Arie Sustiawan mengatakan, kanal bisnis secara business-to-business (B2B) penjualan mengalami penurunan karena beberapa merchant, terutama di kota besar telah tutup akibat penetapan PSBB meski permintaan dari daerah di luar kota besar mengalami kenaikan.

Perubahan terbesar, kata Ivan, terjadi di segmen pasar konsumen yang permintaannya telah naik secara signifikan akibat penetapan PSBB. Kesadaran serta kebutuhan masyarakat untuk melakukan belanja terhadap kebutuhan bahan pokok mereka secara online semakin meningkat dalam situasi pandemi saat ini.

Sebelumnya masyarakat hanya melakukan belanja terhadap produk pangan secara fisik di toko atau pasar, kini bisa melakukannya secara online dengan standar kualitas dan higienitas yang sangat tinggi. “Kita merasakan perubahan gejolak itu sendiri dan ini membuat kita semakin growing. Jadi di bidang B2B turun sedikit tapi secara overall yang terjadi sangat di luar dugaan dan ternyata platform kita sangat bermanfaat bagi masyarakat di situasi saat ini,” ujar Ivan.

Baca Juga :   Survei IPW Sebut Minat Masyarakat Beli Properti Capai 68,09% di Masa Pandemi

Sebagai informasi, berdasarkan survei konsumen Indonesia yang dilakukan oleh Redseer pada Mei 2020, 52% dari masyarakat Indonesia mengakui bahwa mereka mulai menggunakan layanan e-grocery saat PSBB diterapkan di berbagai wilayah sekitar Indonesia.

Leave a reply

Iconomics