Dihantam Covid-19 dan PSBB, Penjualan Pertamina Anjlok hingga 50%

0
521
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Pertamina (Persero) menyebut pendapatan perseroan anjlok lantaran penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar di Indonesia. Khusus yang menerapkan PSBB seperti DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan penjualan merosot 50% hingga per Minggu (28/6) kemarin.

“Per hari kemarin, penurunan kita hampir mencapai 25% secara nasional, untuk daerah yang PSBB, seperti DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, ini penurunan luar biasa,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (29/6).

Dampak wabah corona ini, kata Nicke, tidak hanya sebatas di sektor hilir, namun juga mempengaruhi sektor hulu. Ketidakpastian harga minyak dunia telah mengguncang perencanaan perusahaan yang pada awal tahun menetapkan asumsi harga minyak mentah nasional (ICP) pada US$ 38 per barel.

Dengan adanya kondisi pandemi, Pertamina telah menyiapkan skenario berat dan sangat berat. Dalam skenario berat menggunakan asumsi nilai tukar rupiah sekitar Rp 17.500 per dolar AS, maka penurunan pendapatan mencapai 45% dan jika sangat berat dengan asumsi nilai tukar rupiah mencapai Rp 20 ribu per dolar AS, maka akan turun hingga 55%.

Baca Juga :   BSI Masuk Dalam Jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari Sisi Kapitalisasi Pasar

“Sebagai gambaran, penopang kontribusi dari performance hilir memberikan kontribusi 80% dari revenue Pertamina, hulu memberikan kontribusi 80% dari profit Pertamina, jadi ini dua-duanya kena. Demikian juga arus kas,” tambahnya.

Karena itu, kata Nicke, pencairan utang pemerintah kepada perusahaan sebesar Rp 45 triliun sangat membantu arus kas perseroan yang telah tergerus terutama di bulan Maret dan April 2020. Dana pencairan utang pemerintah senilai Rp 45 triliun itu akan digunakan untuk modal kerja perusahaan dan melanjutkan pekerjaan Proyek Strategis Nasional seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang di Balikpapan.

 

Leave a reply

Iconomics