Dirut Taspen Life: Kesadaran Masyarakat soal Asuransi Perlu Dibangkitkan

0
652
Reporter: Kristian Ginting

Meski pasar asuransi di Indonesia menjanjikan, namun kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengelola risiko boleh dibilang masih sangat rendah. Soal ini, mungkin saja karena masyarakat masih mengutamakan kebutuhan pokok.

Direktur Utama PT Taspen Life Maryoso Sumaryono mengakui hal itu. Masyarakat Indonesia, kata Maryoso, pengeluarannya masih mengutamakan untuk kebutuhan pokok. Kebutuhan asuransi belum menjadi utama.

“Karena itu, kesadaran soal ini perlu dibangkitkan dari masyarakat itu sendiri bahwa pemikiran akan kebutuhan asuransi itu memang perlu,” tutur Maryoso ketika ditemui ditemui dalam sebuah acara yang digelar The Iconomics bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) di Jakarta.

Data PT Asuransi Allianz Life Indonesia juga menunjukkan hal serupa. Disebutkan hanya sekitar 20% dari populasi Indonesia yang memiliki asuransi, termasuk yang didapat dari perusahaan tempat mereka bekerja.

Sedangkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan total tertanggung industri asuransi jiwa sebesar 53 juta orang hingga kuartal (3 bulan) pertama 2019. Jumlah ini disebut mengalami perlambatan sebesar 9,1% secara tahunan dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak 58 juta orang.

Baca Juga :   Pemerintah Klaim Penanganan Covid-19 dan Dampak Ekonominya Sudah Optimal

Lalu, merujuk data Bank Dunia pada 2017 tentang Indeks Inklusi Keuangan Global atau Global Findex, setidaknya 95 juta orang dewasa (sekitar 38% populasi) di Indonesia tidak memiliki rekening tabungan. Angka ini membuat Indonesia berada dalam kelompok negara dengan tingkat penduduk tanpa rekening bank tertinggi di dunia, seperti Tiongkok, India dan Pakistan.

Melihat fakta itu, Maryoso berpendapat, Indonesia perlu belajar dari Jepang cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko. Dari sini, secara alami kesadaran masyarakat bangkit bahwa asuransi menjadi sebuah kebutuhan. Itu sebabnya, soal risiko dan asuransi ini penting dimasukkan menjadi kurikulum pendidikan sedari jenjang SD.

“Kita menciptakan kesadaran. Saya kira Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa melakukan nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan soal itu. Dan Asosiasi juga akan tetap mendorong perusahaan untuk meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat tentang pentingnya asuransi,” kata Maryoso.

Leave a reply

Iconomics