FiberStar: Jaga Kredibilitas di Mata Konsumen, Good Governance Harus Dinomorsatukan

0
1298

Perusahahaan harus tetap meningkatkan kepatuhan tata kelola perusahaan, baik secara internal maupun eksternal agar perusahaan lebih kredibel dan terpercaya. Penyedia network service provider serat optik PT Mega Akses Persada (FiberStar) mengklaim telah melakukan langkah-langkah konkrit untuk menempatkan sejumlah risiko atau risk appetite dalam semua tingkatan manajemen untuk semua perencanaan usaha perusahaan.

“Sebagai penyedia jaringan infrastruktur digital terutama dalam membangun dan mengembangkan jaringan fiber optik, baik jaringan darat maupun jaringan bawah laut, FiberStar selalu menyadari adanya risiko-risiko dalam usaha. Terutama di masa pademi, kami berusaha lebih sigap untuk mempersiapkan analisa risk yang mungkin terjadi selama pengerjaan proyek jaringan baik di lapangan maupun di level manajemen. Dalam hal ini, kami sudah memiliki SOP yang pasti terkait risk management, sehingga operasional tetap bisa berjalan dengan baik,” kata Bussiness Process Departement Head Fiber Star Dea Rendra Kirana yang dikutip dari siaran pers.

Perseroan mengatakan FiberStar langsung membuat terobosan dengan membentuk Gugus Tugas Covid-19 saat teridentifikasi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Perseroan antara lainmemberlakukan kebijakan dan prosedur karyawan melapor setiap ada indikasi Covid-19 dengan panduan DORSCON (Disease Outbreak Response System Condition) yang telah dilakukan sejak 10 Maret 2020. Pemberlakuan kebijakan ini antara lain dengan mengatur aktivitas kerja, aktivitas di luar pekerjaan, informasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan, pengendalian penyakit hingga facility management.

“Seluruh jajaran manajemendalam hal ini Divisi Human Capital Development (HCD), Health Safety Environment (HSE) dan Marketing Communication bergerak cepat untuk memberikan sosialisasi terkait Covid-19 dengan melakukan sosialisasi berkala, mewajibkan seluruh karyawan menggunakan masker, menyediakan masker kain ataupun masker medis di Kantor, pembersihan area kerja setiap empat jam sekali dan upaya pencegahan lainnya,” kata Rendra.

Baca Juga :   Pendapatan Layanan Digital Naik Signifikan, Telkom Gali Lagi Pasar Digital

Menurut Rendra, saat ini perusahaan juga telah memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan kebijakan split operationbagi tim lapangan dengan memanfaatkan sistem dan teknologi digital dalam mendukung operasional perusahaan. Di antaranya dengan fasilitas remote working, virtual meeting and collaboration, digitalized document routing and handling, mobile attendance serta employee health monitoring.

Leave a reply

Iconomics