Hutama Karya Terbitkan Global Bond Perdana Senilai US$ 600 juta

0
572
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Hutama Karya (Persero) meraup dana senilai US$ 600 juta atau sekitar Rp 9 triliun  setelah menerbitkan surat utang global  dalam mata uang dolar AS untuk kali pertama. Obligasi tersebut memiliki jangka tenor 10 tahun dengan bunga 3,75%.

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, keinginan investor dari seluruh dunia terbilang cukup positif menanggapi surat utang global itu. Adapun komposisi investor itu berasal dari 3 benua termasuk Asia (42%), Eropa, Timur Tengah dan Afrika (30%) serta Amerika Serikat (28%).

Dengan fakta itu, kata Bintang Perbowo, menunjukkan investor asing masih tertarik terhadap investasi dalam pasar Indonesia dan juga di sektor infrastruktur. “Walau kita sedang berada di masa sulit ekonomi akibat pandemi Covid-19, kami masih bisa meraih kepercayaan dari investor dunia, bahkan berhasil mencatatkan hampir 5,8 kali oversubscribed,” ujar Bintang saat telekonferensi pers secara virtual, Selasa (5/5).

Hasil penerbitan utang global itu, kata Bintang, akan difokuskan di pembangunan dan pengembangan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) khususnya untuk ruas Binjai – Langsa, Bukit Tinggi – Padang, Pekanbaru – Bukit Tinggi, Indralaya-Muara Enim, Lubuk Linggau- Bengkulu dan ruas Sigli- Banda Aceh.

Baca Juga :   Pemerintah Dorong Pengembangan Infrastruktur Digital Dalam Pertemuan Menkeu Se-Asean

Sebelum menerbitkan surat utang global itu, Hutama Karya telah mendapat peringkat Investment Grade oleh 2 lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody’s dan Fitch pada April lalu. Dengan penerbitan surat utang dalam bentuk dolar AS, Hutama Karya berhasil mengikuti jejak beberapa BUMN seperti PT Pertamina (Persero), Jasa Marga dan PT PLN yang juga telah sukses melakukan hal serupa.

Bintang menambahkan, pihaknya menargetkan penyelesaian pembangunan JTTS pada tahun ini terus berlanjut. Beberapa ruas prioritas yang ditargetkan rampung tahun ini di antaranya ruas tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer, ruas tol Sigli-Banda Aceh seksi 4 Indrapura-Blang Bintang sepanjang 13,5 kilometer dan ruas tol Medan-Binjai seksi 1 sepanjang 6 kilometer.

Hingga saat ini ruas tol JTTS yang telah dibangun sekitar 500 kilometer. Dari jumlah ini, 368 kilometer ruas tol telah beroperasi penuh. Beberapa ruas tol tersebut di antaranya adalah tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140 kilometer, tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 kilometer, tol Palembang-Indralaya (Palindra) sepanjang 22 kilometer, dan tol Medan-Binjai (Medbin) sepanjang 17 kilometer.

Baca Juga :   Hutama Karya Pasang Target Optimistis di Tahun 2021

Ketika proyek JTTS rampung, kata Bintang, Hutama Karya akan menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia. Pasalnya, mega proyek tersebut merupakan proyek jalan tol dengan total panjang lebih dari 2.769 kilometer. Tak hanya fokus dalam pembangunan JTTS saja, Hutama Karya masih terus hadir menghubungkan kebaikan dengan pembangunan infrastruktur lainnya.

“Perkembangan industri konstruksi mempunyai peran strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah tepat dan cepat memanfaatkan peluang dan efisiensi kinerja perusahaan adalah kunci menghadapi persaingan lokal maupun global, baik dengan sesama BUMN, sektor swasta, hingga kontraktor asing,” katanya.

 

 

Leave a reply

Iconomics